Monday, October 26, 2015

LIMA HIASAN DIRI TERINDAH DALAM HIDUP

5 HIASAN DIRI

             TERINDAH

                        DALAM HIDUP


1.  SENYUM



Saat ada orang yang berkunjung ke rumah, lalu kita menerimanya sambil cemberut, manyun atau sinis, tentulah orang itu akan merasa tidak enak-hati, dan mungkin secepatnya akan permisi pergi lagi.
Dan, sebaliknya ketika berkunjung ke rumah orang lain, lantas kita diterimanya dengan muka-asem, tentulah kita merasakan hal yang sama: tidak enak-hati.

Nah!
Maka dari itu, senyum... adalah hiasan terindah saat bertemu dengan siapapun, kapanpun dan di manapun...
Dengan senyum... suasana apapun akan terasa enak, adem, ringan, akrab dan ceria. Membuat hidup makin terasa nyaman dan indah...
Di samping itu, dalam pandangan ajaran agama (Islam), senyum memiliki nilai lebih. Sebagaimana Sabda Rosululloh SAW.:

“Tabassumuka fi wajhi akhihi shodaqoh.
Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah.”
(Al-Hadits Shohih).

Keterangannya, bahwa pahala/nilai sedekah itu adalah berlipat-lipat di hadapan Alloh. Di samping itu, kesan dari seulas senyum itu lebih mendalam daripada pemberian berupa materi.
Ya, apa susahnya sih tersenyum...?
Kapanpun dan di manapun senyum itu bisa dilakukan, tanpa perlu banyak waktu dan energi. Be smile...!

“Wajah-wajah orang beriman
pada hari itu
berseri-seri.”
(QS. Al-Qiyamah: 22).

***

2.  SOPAN

Sikap sopan ialah menghargai dan menghormati orang lain, baik terhadap orang yang lebih muda, apalagi terhadap orang yang lebih tua, sebagaimana juga kita ingin diperlakukan seperti itu.
Misalnya, datang ke rumah orang dengan mengucapkan “salam”, atau mau lewat di depan orang bilang “permisi”.

Adapun kebalikan sikap sopan ialah songong (blengong).
Orang yang songong tidak punya rasa malu. Contohnya: masuk rumah orang, lewat depan orang, atau minta sesuatu pada orang lain... itu seenak deweknya saja. Seolah-olah dalam anggapannya, orang lain itu gak punya perasaan seperti dirinya itu.
Selain itu, orang songong mulutnya banyak ngomong gak karuan, kayak kaleng kosong yang sudah rombeng itu.
Ya, simpelnya, orang songong itu gak tahu diri, gitulah. Cocoknya dia menjadi penggembala domba atau onta di padang rumput. Meskipun dia bertingkah macam-macam, gak bakalan ada yang melarangnya...!

“Orang yang banyak mencela,
yang kesana-kemari mengadu-domba.
Selain itu:
menghalangi perbuatan baik, keterlaluan, juga banyak dosa.”
(QS. Al-Qolam: 11-12).

Oleh karena itu, dengan bersikap sopan, orang banyak akan simpati, segan, menghargai dan hormat pada kita. Sebab, tidaklah mungkin orang akan mencari gara-gara, sedangkan kita berlaku sopan padanya, apalagi orang yang tidak kenal dengan kita.

“Jika kamu berbuat baik,
kebaikan itu untuk dirimu sendiri.
Dan jika kamu berbuat jahat,
kejahatan itu untuk dirimu juga...”
(QS. Al-Isro: 7).

Nah, apa susahnya bersikap sopan?
Sesungguhnya sikap songong/blengong itu hanya akan merugikan diri sendiri: Rezeki jadi seret, teman-teman jadi menjauh, jodoh jadi kabur, suasana jadi sumpek... dan kerugian-kerugian lainnya.
Iya, kan...?!
***

3.  SIMPATI

Simpati ialah rasa prihatin atau sikap peduli terhadap orang lain. Artinya, tidak mudah mencela, mengejek, menghina, merendahkan, mengecilkan atau meremehkan siapapun. Malah sering memberi masukan atau nasehat yang baik saat orang lain salah atau keliru, dan memberikan dukungan, motivasi atau support ketika orang lain mendapatkan kebaikan (bukan iri atau dengki).
Kebalikan simpati ialah cuek, masa bodoh, emang gue pikirin (EGP), atau sikap-sikap tak peduli lainnya.
Orang seperti itu, karakternya egois: maunya enak sendiri dan menang sendiri, seolah-olah dunia ini miliknya sendiri. Dan orang kayak begini, selalu merasa bahwa dirinya itu lebih baik dan berkuasa, bahkan berani menjadi tuan rumah di rumah orang lain.
Sungguh, hati dan logikanya sudah tidak berfungsi normal lagi: tidak lagi bisa menempatkan dirinya di hadapan orang lain secara pas dan benar.
Betapa buruknya kesan buat orang yang seperti itu.

Karenanya, kesan-pertama dari sikap simpati ialah orang yang tidak kenal akan merasa dekat (akrab), seakan-akan sudah kenal lama. Sehingga untuk komunikasi lebih mudah dan terbuka.
Dus, dengan simpati... semua orang akan terasa sebagai teman atau saudara, hingga jauhlah dari rasa curiga dan permusuhan...!
“Maka dengan rahmat dari Alloh,
kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Seandainya kamu bersikap keras dan berhati kasar,
niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu...”
(QS. Ali Imron: 159).

***

4.  SEDERHANA

Sikap sederhana ialah prilaku yang tidak memperlihatkan diri secara berlebih-lebihan.
Meskipun sebagai orang yang mampu (kaya), namun penampilan tetap biasa saja atau apa adanya. Seperti dalam hal dandanan, pakaian, perhiasan, makanan, dan penampilan-penampilan lainnya. Sehingga kesan pada diri orang lain, bahwa kita ini tidak sombong atau membangga-banggakan apa yang kita punya.
Dengan sikap sederhana, akan hilang rasa iri, dengki, kerenggangan hati dan cemburu sosial. Karena di antara kita tidak ada yang merasa lebih tinggi dan tidak ada yang merasa rendah-diri. Semua sama-sama menjaga diri agar tidak terjadi persinggungan dan kesalah-pahaman. Tidak lagi mempermasalahkan status masing-masing, misalnya dalam hal kecantikan, ketampanan, harta, keturunan, jabatan dan status-status pribadi dan sosial lainnya.
Firman Alloh ‘Azza wa Jalla:

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir)
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros),
sebab  itu bisa menjadikan kamu tercela dan menyesal.”
(QS. Al-Isro: 29).

“Dan orang-orang yang apabila menggunakan/mengeluarkan hartanya mereka tidak berlebihan (boros) dan juga mereka tidak menyedikitkan (kikir), tapi adalah di antara keduanya itu.”
(QS. Al-Furqon: 67).

Sabda Rosululloh SAW.:
“Sesungguhnya kesederhanaan itu adalah bagian dari iman.”
(Al-Hadits Shohih).

***

5.  SABAR

Sabar” artinya ialah “menahan”. Yakni, “menahan diri dari sikap terburu-buru” yang merupakan prilaku syetan.
Sabar yang paling utama ialah menahan/mengendalikan diri dari gejolak emosi atau amarah. Karena emosi/amarah adalah termasuk “wilayah tempat syetan” yang dari situlah syetan ikut campur untuk mengendalikan diri manusia.

Pada suatu hari ada orang yang berkata kepada Rosululloh: “Berilah aku nasehat.”
Sabda Rosululloh: “Laa taghdhob. Janganlah kamu mudah marah (diulang dua kali).” (HR. Bukhori).
Rosululloh  mengulangnya samapi dua kali. Itu berarti, nasehat tersebut sangatlah penting dan ada akibat buruk yang sangat besar bila melanggarnya.

Maka, orang yang mampu menahan gejolak dalam diri itu, hanyalah dengan bersabar dan menguatkan kesabaran itu. Sebagaimana firman Alloh ini:

“Hai orang-orang yang beriman!
Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu,
dan tetaplah bersiap-siaga, dan bertakwalah agar kamu beruntung.”
(QS. Ali Imron: 200).

Menurut penyelidikan medis, bahwa marah-marah itu bisa memutuskan 40 saraf-saraf dalam tubuh, dan baru akan berangsur tersambung kembali saat kondisi diri dalam suasana tenang, santai, ceria dan senyum.
Coba saja rasakan, saat kita sedang dikuasai oleh emosi/amarah yang meledak-ledak: badan bergoncang, jantung berdebar dengan keras, darah mendidih, mata memerah, otot-otot menegang, kepala memanas, dan... seakan-akan tubuh ini akan pecah berkeping-keping !!!
Maka wajarlah, dalam kondisi seperti itu ada bagian-bagian tubuh yang kacau-balau dan rusak berantakan!
Tidak heran, banyak marah/emosi bisa mmenyebabkan naiknya tensi darah (hipertensi), kadar gula (diabetes), sesak nafas, strok dan penyakit-penyakit berat lainnya.

Itulah artinya, betapa sangat pentingnya untuk memiliki sikap sabar: selain sebagai hiasan diri yang terindah, juga sabar bisa mencegah penyakit-penyakit dari tubuh ini.
Dalam praktek kehidupan sehari-hari, tuntutan sabar yang sering terjadi seperti dalam hal: menunggu, mengerjakan sesuatu, menghadapi prilaku seseorang dan hal-hal lain yang memerlukan ketenangan dan keteguhan diri.

Dan akhirnya, orang sabar itu selalu dekat dengan Tuhan yang selalu menjaga dan melindunginya. Sebagaimana dalam ayat Al-Quran ini:

“Hai orang-orang yang beriman!
Memohonlah dengan sabar dan sholat.
Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqoroh: 153).

“Sesungguhnya kebahagiaan itu ialah
bagi orang yang dijauhkan fitnah,
dan bagi orang yang terkena ujian lalu dia bersabar.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

***

RENUNGAN

Mudah-mudahan, 5 poin yang sudah saya bahas itu menjadi HIASAN dalam diri ini, dan membawa kebaikan yang banyak dalam hidup ini sesuai ajaran Alloh dan Rosul-Nya. Sehingga, kita menjadi orang-orang yang beruntung dan bahagia di dunia dan akhirat.

Barokallohu lii wa lakum. Aamiin......

>>>>> Lihat dan dengarkan audio-videonya di : ceritasabdaalqushwa.blogspot.com /5 hiasan diri     terindah dalam hidup # dan di : youtube.com /5 hiasan diri terindah dalam hidup

**********

3 comments:

  1. Terima kasih pak sabda...atas pencerahannya....

    ReplyDelete
  2. Kok...gak pada kasih koment sih....ayo...komentar dong..biar pak ustad sabda slalu exis...

    ReplyDelete