5 HIASAN DIRI
DALAM HIDUPTERINDAH
1.
SENYUM
Saat ada orang yang berkunjung
ke rumah, lalu kita menerimanya sambil cemberut, manyun atau sinis,
tentulah orang itu akan merasa tidak enak-hati, dan mungkin secepatnya akan
permisi pergi lagi.
Dan, sebaliknya ketika
berkunjung ke rumah orang lain, lantas kita diterimanya dengan muka-asem,
tentulah kita merasakan hal yang sama: tidak enak-hati.
Nah!
Maka dari itu, senyum... adalah hiasan terindah saat bertemu
dengan siapapun, kapanpun dan di manapun...
Dengan senyum... suasana apapun akan terasa enak, adem,
ringan, akrab dan ceria. Membuat hidup makin terasa nyaman dan indah...
Di samping itu, dalam
pandangan ajaran agama (Islam), senyum memiliki nilai lebih. Sebagaimana Sabda
Rosululloh SAW.:
“Tabassumuka
fi wajhi akhihi shodaqoh.
Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah.”
(Al-Hadits
Shohih).
Keterangannya, bahwa
pahala/nilai sedekah itu adalah berlipat-lipat di hadapan Alloh. Di samping
itu, kesan dari seulas senyum itu lebih mendalam daripada pemberian berupa materi.
Ya, apa susahnya sih
tersenyum...?
Kapanpun dan di manapun senyum itu bisa
dilakukan, tanpa perlu banyak waktu dan energi. Be smile...!
“Wajah-wajah
orang beriman
pada
hari itu
berseri-seri.”
(QS.
Al-Qiyamah: 22).
***
2. SOPAN
Sikap sopan ialah
menghargai dan menghormati orang lain, baik terhadap orang yang lebih muda,
apalagi terhadap orang yang lebih tua, sebagaimana juga kita ingin diperlakukan
seperti itu.
Misalnya, datang ke rumah
orang dengan mengucapkan “salam”, atau mau lewat di depan orang bilang “permisi”.
Adapun kebalikan sikap sopan ialah
songong (blengong).
Orang yang songong tidak punya
rasa malu. Contohnya: masuk rumah orang, lewat depan orang, atau minta sesuatu
pada orang lain... itu seenak deweknya saja. Seolah-olah dalam anggapannya,
orang lain itu gak punya perasaan seperti dirinya itu.
Selain itu, orang songong
mulutnya banyak ngomong gak karuan, kayak kaleng kosong yang
sudah rombeng itu.
Ya, simpelnya, orang songong
itu gak tahu diri, gitulah. Cocoknya dia menjadi penggembala
domba atau onta di padang rumput. Meskipun dia bertingkah macam-macam, gak
bakalan ada yang melarangnya...!
“Orang yang
banyak mencela,
yang
kesana-kemari mengadu-domba.
Selain itu:
menghalangi
perbuatan baik, keterlaluan, juga banyak dosa.”
(QS.
Al-Qolam: 11-12).
Oleh karena itu, dengan
bersikap sopan, orang banyak akan simpati, segan, menghargai dan hormat pada
kita. Sebab, tidaklah mungkin orang akan mencari gara-gara, sedangkan kita
berlaku sopan
padanya, apalagi orang yang tidak kenal dengan kita.
“Jika kamu berbuat
baik,
kebaikan itu
untuk dirimu sendiri.
Dan jika
kamu berbuat jahat,
kejahatan
itu untuk dirimu juga...”
(QS.
Al-Isro: 7).
Nah, apa susahnya bersikap sopan?
Sesungguhnya sikap
songong/blengong itu hanya akan merugikan diri sendiri: Rezeki jadi seret,
teman-teman jadi menjauh, jodoh jadi kabur, suasana jadi sumpek... dan
kerugian-kerugian lainnya.
Iya, kan...?!
***
3.
SIMPATI
Simpati ialah rasa prihatin atau sikap peduli terhadap
orang lain. Artinya, tidak mudah mencela, mengejek, menghina, merendahkan,
mengecilkan atau meremehkan siapapun. Malah sering memberi masukan atau nasehat
yang baik saat orang lain salah atau keliru, dan memberikan dukungan, motivasi
atau support ketika orang lain mendapatkan kebaikan (bukan iri atau
dengki).
Kebalikan simpati ialah
cuek, masa bodoh, emang gue pikirin (EGP), atau sikap-sikap tak peduli
lainnya.
Orang seperti itu, karakternya
egois: maunya enak sendiri dan menang sendiri, seolah-olah dunia ini miliknya
sendiri. Dan orang kayak begini, selalu merasa bahwa dirinya itu lebih baik dan
berkuasa, bahkan berani menjadi tuan rumah di rumah orang lain.
Sungguh, hati dan logikanya
sudah tidak berfungsi normal lagi: tidak lagi bisa menempatkan dirinya di
hadapan orang lain secara pas dan benar.
Betapa buruknya kesan buat
orang yang seperti itu.
Karenanya, kesan-pertama dari
sikap simpati
ialah orang yang tidak kenal akan merasa dekat (akrab), seakan-akan
sudah kenal lama. Sehingga untuk komunikasi lebih mudah dan terbuka.
Dus, dengan simpati... semua orang akan terasa sebagai
teman atau saudara, hingga jauhlah dari rasa curiga dan permusuhan...!
“Maka dengan
rahmat dari Alloh,
kamu berlaku
lemah-lembut terhadap mereka.
Seandainya
kamu bersikap keras dan berhati kasar,
niscaya
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu...”
(QS. Ali
Imron: 159).
***
4. SEDERHANA
Sikap sederhana ialah prilaku yang tidak
memperlihatkan diri secara berlebih-lebihan.
Meskipun sebagai orang yang mampu (kaya), namun
penampilan tetap biasa saja atau apa adanya. Seperti dalam hal dandanan,
pakaian, perhiasan, makanan, dan penampilan-penampilan lainnya. Sehingga kesan
pada diri orang lain, bahwa kita ini tidak sombong atau membangga-banggakan apa
yang kita punya.
Dengan sikap sederhana, akan hilang
rasa iri, dengki, kerenggangan hati dan cemburu sosial. Karena di antara kita
tidak ada yang merasa lebih tinggi dan tidak ada yang merasa rendah-diri. Semua
sama-sama menjaga diri agar tidak terjadi persinggungan dan kesalah-pahaman.
Tidak lagi mempermasalahkan status masing-masing, misalnya dalam hal
kecantikan, ketampanan, harta, keturunan, jabatan dan status-status pribadi dan
sosial lainnya.
Firman Alloh ‘Azza wa Jalla:
“Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir)
dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros),
sebab itu bisa menjadikan kamu tercela dan
menyesal.”
(QS.
Al-Isro: 29).
“Dan
orang-orang yang apabila menggunakan/mengeluarkan hartanya mereka tidak
berlebihan (boros) dan juga mereka tidak menyedikitkan (kikir), tapi adalah di
antara keduanya itu.”
(QS.
Al-Furqon: 67).
Sabda
Rosululloh SAW.:
“Sesungguhnya
kesederhanaan itu adalah bagian dari iman.”
(Al-Hadits
Shohih).
***
5.
SABAR
“Sabar”
artinya ialah “menahan”. Yakni, “menahan
diri dari sikap terburu-buru” yang merupakan prilaku syetan.
Sabar yang paling utama ialah menahan/mengendalikan
diri dari gejolak emosi atau amarah. Karena emosi/amarah adalah termasuk “wilayah
tempat syetan” yang dari situlah syetan ikut campur untuk mengendalikan
diri manusia.
Pada suatu hari ada orang yang
berkata kepada Rosululloh: “Berilah aku nasehat.”
Sabda Rosululloh: “Laa taghdhob. Janganlah kamu mudah marah
(diulang dua kali).” (HR. Bukhori).
Rosululloh mengulangnya samapi dua kali. Itu berarti,
nasehat tersebut sangatlah penting dan ada akibat buruk yang sangat besar bila
melanggarnya.
Maka, orang yang mampu menahan
gejolak dalam diri itu, hanyalah dengan bersabar dan menguatkan kesabaran itu.
Sebagaimana firman Alloh ini:
“Hai
orang-orang yang beriman!
Bersabarlah
kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu,
dan tetaplah
bersiap-siaga, dan bertakwalah agar kamu beruntung.”
(QS. Ali Imron:
200).
Menurut penyelidikan medis,
bahwa marah-marah itu bisa memutuskan 40 saraf-saraf dalam tubuh, dan baru akan
berangsur tersambung kembali saat kondisi diri dalam suasana tenang, santai,
ceria dan senyum.
Coba saja rasakan, saat kita
sedang dikuasai oleh emosi/amarah yang meledak-ledak: badan bergoncang, jantung
berdebar dengan keras, darah mendidih, mata memerah, otot-otot menegang, kepala
memanas, dan... seakan-akan tubuh ini akan pecah berkeping-keping !!!
Maka wajarlah, dalam kondisi
seperti itu ada bagian-bagian tubuh yang kacau-balau dan rusak berantakan!
Tidak heran, banyak
marah/emosi bisa mmenyebabkan naiknya tensi darah (hipertensi), kadar gula (diabetes),
sesak nafas, strok dan penyakit-penyakit berat lainnya.
Itulah artinya, betapa sangat
pentingnya untuk memiliki sikap sabar:
selain sebagai hiasan diri yang terindah, juga sabar bisa mencegah penyakit-penyakit dari tubuh ini.
Dalam praktek kehidupan
sehari-hari, tuntutan sabar yang sering terjadi seperti dalam hal: menunggu,
mengerjakan sesuatu, menghadapi prilaku seseorang dan hal-hal lain yang
memerlukan ketenangan dan keteguhan diri.
Dan akhirnya, orang sabar itu
selalu dekat dengan Tuhan yang selalu menjaga dan melindunginya. Sebagaimana
dalam ayat Al-Quran ini:
“Hai
orang-orang yang beriman!
Memohonlah
dengan sabar dan sholat.
Sesungguhnya
Alloh bersama orang-orang yang sabar.”
(QS.
Al-Baqoroh: 153).
“Sesungguhnya
kebahagiaan itu ialah
bagi orang
yang dijauhkan fitnah,
dan bagi
orang yang terkena ujian lalu dia bersabar.”
(HR. Ahmad
dan Abu Dawud).
***
RENUNGAN
Mudah-mudahan, 5 poin yang sudah saya bahas itu menjadi HIASAN dalam diri
ini, dan membawa kebaikan yang banyak dalam hidup ini sesuai ajaran Alloh dan
Rosul-Nya. Sehingga, kita menjadi orang-orang yang beruntung dan bahagia di
dunia dan akhirat.
Barokallohu lii wa lakum. Aamiin......
>>>>> Lihat dan dengarkan audio-videonya di : ceritasabdaalqushwa.blogspot.com /5 hiasan diri terindah dalam hidup # dan di : youtube.com /5 hiasan diri terindah dalam hidup
**********