Saturday, December 5, 2015

JURUS SABAR




Saat anda datang ke sebuah toko, pak haji pemilik toko terlihat sangat sibuk melayani pembeli. Begitu juga saat anda datang ke sebuah kantor, katanya bosnya lagi meeting.

“Kalau mau, silahkan menunggu...”

Nah... Terserah keputusan anda.
Tapi kalau mau menunggu, anda harus menggunakan ukuran waktu. Misalnya, 10 menit, 20 menit atau 30 menit. Setelah itu harus pergi ke tempat lain. Kecuali anda mempunyai waktu bebas, sampai kapanpun anda menunggu, ya gak masalah.
Begitulah salah satu pekerjaan orang marketing, menunggu merupakan bagian dari aktifitas sehari-harinya. Untuk menghindari kebosanan, anda harus pandai-pandai memanfaatkan waktu yang terus berjalan itu. Jangan sampai waktu itu hanya diisi dengan sms-an, merokok, bengong, melamun porno atau hal-hal lain yang tidak ada gunanya.
Nah, gunakan waktu menunggu itu misalnya dengan:

  •          Baca-baca. Misalnya baca Al-Quran saku, buku agama, koran bekas yang ada di situ, brosur-brosur produk, jadwal tugas operasional, catatan-catatan hutang atau yang lainnya.

  •          Zikir. Yakni mengucapkan asma-asma Alloh yang 99 itu, atau mendengarkan pengajian dari audio hape.

  •          Berdoa. Yaitu memohon kepada Alloh, terutama untuk orang (konsumen) yang anda datangi itu agar bersikap baik dan mau membeli barang yang anda  tawarkan.

  •          Basa-basi. Ialah ngobrol-ngobrol ringan dengan pelayan atau satpam di situ, misalnya tentang kelakuan barang-barang, langganan-langganannya dari mana saja, atau tentang anak pak haji yang cantik itu. (Hush, yang ini becanda...!).


Dalam menunggu itu sangat diperlukan kesabaran. Ya, kan? Karenanya, usahakan jangan mengeluh , kesal, atau garuk-garuk kepala melulu...
“Aduh, gimana nih?”
“Wah, bisa terlambat ke yang lain!”
“Habis dah waktunya...”
“Kesorean daaaah...”

Sementara anda terlihat ketakar-ketikir, gelisah gak karuan, cakcak-cekcek, atau anda mirip tingkah ayam yang mau melahirkan (eh, bertelur!).
Gak baik tuh!
Gak profesional!
Gak mencerminkan orang marketing yang handal!

Tadi kan udah saya bilang, ukur waktu menunggu itu: 10 menit, 20 menit atau 30 menit. Kira-kira kelewat dari batas waktu itu, ya tinggalkan aja, beralih ke yang lain. Jangan memaksakan diri untuk menunggu dalam keadaan tidak siap.
Gitu aja kok repot amat sih...?

Satu: Sabar Dicuekin
Karakter banyak orang (termasuk konsumen) itu berbeda-beda. Hal ini harus benar-benar disadari dan menjadi pelajaran. Agar anda selalu siap menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan. Misalnya..., dicuekin!
Orang cuek biasanya banyak diamnya. Padahal dia sudah menjawab salam saya, tapi kok enggak ada omong-omongnya lagi. Asik aja sama pekerjaannya. Malah kelihatannya ketus. Sepertinya dia tidak mau terganggu.

Tenang, tenang... Sabar dulu! Good thingking aja. Ada beberapa alasan:
·         Mungkin dia sedang sibuk.
·         Mungkin juga lagi ada kesal sama orang.
·         Mungkin karakternya memang begitu.
·         Mungkin menguji anda?
·         Mungkin gak ada feeling sama anda?

Next on...
Apa yang harus anda lakukan?
Ya, jangan bingung lah...!
Seorang marketing tidak boleh kehabisan amunisi. Tembak terus, meskipun dengan slow motion. Dooor...
“Maaf, pak, bu, saya membawa produk ini...”
Sambil anda sodorkan barangnya atau brosurnya.
Tapi, misalnya, belum detil anda menjelaskannya...
“Enggak dulu, mas. Kayaknya belum diperlukan.”
“Nanti aja, mas, lain kali...”
Berarti anda masih ada kesempatan untuk datang lagi “lain kali”. Sekarang mundur saja dulu, beralih ke konsumen lain yang sudah menunggu.
“Baiklah, pak, bu, nanti saya kesini lagi. Terima kasih...”

Kejadian seperti itu belum seberapa, mas.
Nih, yang lebih parah lagi...

Dua: Diusir, Tetap Sabar
Pernah mengalami hal seperti ini? Baru saja anda sampai di gerbang, anda sudah digebah seperti anak ayam yang tidak boleh masuk ke dalam rumah.
“Heh, sana-sana!
Tidak boleh ada sales!
Ke tempat lain aja, mas!”

Sabar lagi...
Bersikaplah bijak.
Jangan emosi.
Anggap saja itu orang yang sedang melucu.

“Tapi, kan...”

Enggak usah pake “tapi-tapi” lagi !
Itulah tantangan !
Itulah seninya !
Itulah ujiannya !
Nikmati saja dengan enjoy, comportable, ceria, besar hati dan senyum...
Dan, mundurlah dengan sopan dan bersahabat...
“O iya, iya, bu, saya mengerti. Nanti saya ke sini lagi ya...”

Yap!
Biarpun diusir, tapi masih ada celah untuk datang lagi. Entah kapan, itu tetap jadi peluang.
Ya, anda memang tidak boleh trauma atau kapok. Anggap saja itu “belum apa-apa”.
Jika anda ingin tahu sekuat apa pertahanannya, coba sekali-kali datangi lagi. Nantipun pasti ada perubahan, walaupun nadanya masih kasar...
“Ya, baiklah. Apa sih sebenarnya yang kamu tawarkan itu?”

Tuh, kan...?
Segera manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan itu!



*****


No comments:

Post a Comment