Nabi Khidhr (‘alaihissalam)
ialah nabi
Alloh yang penyebutan namanya secara harfiyah
di dalam Al-Quran tidak ada.
Alloh hanya
menyebutkan dalam firman-Nya:
“Maka mereka (Nabi Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba
di antara hamba-hamba kami yang telah Kami berikan kepadanya
rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
(QS. Al-Kahfi: 65).
Tapi yang
terpenting ialah ajaran yang telah disampaikannya. Berarti, ada yang harus kita ikuti, dan ini berlaku sepanjang
zaman...
Adapun munculnya sebutan nama “Khidhr” atau “Khidhir”
ialah dari keterangan hadits-hadits.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolany (Ahmad bin Ali bin Muhammad
bin Ali bin Ahmad Al-Kanany Al-Asqolany) dalam bukunya, Az-Zahru An-Nadhir Fii Naba-i Al-Khidhr, menulis bahwa:
“Dalam kitab
Bukhori dan Muslim tentang penamaan Khidhr
itu ialah karena dia pernah duduk suatu hari di tanah tandus yang berkapur,
lalu dari tempat duduknya itu rumput-rumput hijau bergerak-gerak tumbuh di
bawahnya”.
Kemudian beliau juga menulis, bahwa “Khidhr
adalah
seorang
nabi
Alloh”
bersumber dari Bukhori (4: 184, bab “Awal Penciptaan Makhluk” tentang “Khidhr dan Musa”) dan Muslim (15: 147, bab “Keutamaan Nabi Zakariya Dan Nabi Khidhr”).
Dan masih ada keterangan-keterangan lainnya (tentang
Khidhr) dari periwayat-periwayat hadits
lainnya.
Adapun sumber-sumber
terpercaya yang menceritakan kehidupan Nabi Khidhr ini secara rinci tanpa
kesimpang-siuran, sangatlah minim. Dalam Al-Quran-pun, kisahnya hanya ada dalam
QS. Al-Kahfi: 65-82 saja. Tidak ada
pengulangan kisahnya dalam surah-surah yang lainnya.
Jika memang “seorang
hamba” yang disebutkan oleh Alloh (QS. Al-Kahfi: 65) itu adalah Nabi Khidhr, maka saya hanya akan
berprasangka-baik saja, mudah-mudahan itu benar adanya.
Dalam kajian ini, saya tidak akan menelusuri sosok
Nabi Khidhr-nya. Saya hanya akan menyoroti ajaran-ajaran yang dibawanya, yang simpel dan unik itu. Yaitu, hanya “3 amalan”
saja yang ada dalam Al-Quran itu, yakni:
1.
Membocorkan Perahu.
2.
Membunuh Seorang
Pemuda.
3.
Memperbaiki Dinding
Rumah.
KESIMPULAN
Demikianlah 3 ajaran
yang diberikan oleh Nabi Khidhr itu. Sepintas, apa-apa yang dilakukannya itu
sangat bertentangan dengan logika, perasaan dan hukum. Apalagi jika ditarik ke
zaman modern seperti saat ini, sungguhlah berbahaya keberadaannya, terutama
peristiwa pembocoran perahu dan pembunuhan anak muda itu.
Tapi, apa yang dilakukan Khidhr itu bukanlah atas
kemauan dirinya sendiri, sebagaimana firman Alloh ini:
“... Dan bukanlah aku yang melakukan semua itu menurut
kemauanku sendiri...”(QS. Al-Kahfi: 82).
Berarti, Alloh-lah yang menggerakkan hati dan tangan
Khidhr itu. Dan tentu, Alloh mempunyai tujuan-tujuan baik di balik semua yang
dilakukan oleh Khidhr itu...
“... Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat
(main-main), tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya,
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk,
dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Yusuf: 111).
Dan akhirnya, lebih sederhana lagi “3 ajaran”
Khidhr itu memberi peringatan kepada kita dalam hal:
- Kepemimpinan negara.
Hendaklah memilih pemimpin yang baik, beriman dan
bertakwa. Sehingga tidak mau berbuat zholim terhadap rakyatnya, karena takut
kepada Alloh.
- Pengurusan anak.
Hendaklah memberikan pendidikan kepada anak dengan
pendidikan agama (Islam), sehingga ia menjadi orang bertakwa yang takut kepada
Alloh dan berbakti kepada kedua orang tua.
- Penyelamatan harta anak yatim.
Hendaklah menjaga harta anak yatim sebaik-baiknya, dan
memberikan harta itu kepadanya saat dia sudah dewasa dan sudah mampu
mengurusnya sendiri.
Mudah-mudahan “3
ajaran” Nabi Khidhr tersebut menjadi pegangan buat kita dalam hidup ini
sampai akhir ayat nanti...
Yuk, mari kita simak baik-baik satu per satu...
>>>>>>>>>>>>>>>> Lanjut ke : AJARAN KE 1 (SAMPAI AJARAN KE 3 - TAMAT)
********
No comments:
Post a Comment