NYALAKAN API DI 10 HARI TERAKHIR!
Hadhirin
rohimakumulloh...
Kita akan membicarakan “10 hari terakhir (asyrul awahkir)” dari bulan Romadhon ini.
10 hari terakhir ini memiliki bobot yang luar biasa. Rosululloh sendiri sampai
ancang-ancang untuk menjalaninya. Ada apa gerangan?!
Mari kita telusuri misteri kedalamannya...
10 hari terakhir itu hanyalah hitungan sementara. Sebab,
bisa saja hanya “9 hari terakhir”, bila bulan Romadhon hanya 29 hari.
Di sini saya tidak akan mempermasalahkan jumlah
“hari-hari terakhir” setelah tanggal 20 Romadhon itu. Tapi saya akan mengajak untuk
mencari apa-apa yang terkandung di dalamnya.
Yuk, kita simak keterangan-keterangan yang berkaitan
dengan 10 hari terakhir itu. Friman Alloh:
“Dan demi malam yang sepuluh. Dan malam yang genap dan
yang ganjil.”(QS. Al-Fajr: 2-3).
Bisa jadi, salah satu hubungan ayat ini ialah dengan
10 hari terakhir bulan Romadhon itu. Apalagi di situ menyebutkan kata “genap” (asy-syaf’i) dan ”ganjil” (al-watri). Yang berarti: “genap” ialah untuk jumlah sholat
tarawih, dan “ganjil” ialah untuk jumlah sholat witirnya. Wallohu a’lam.
Hadhirin
rohimakumulloh...
Sekarang kita tengok apa yang disiapkan oleh
Rosululloh saat memasuki 10 hari terakhir Romadhon itu. Inilah...
v
Ummul Mukminin
‘Aisyah (rodhiyallohu anha) berkata:
“Rosululloh
sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir di bulan Romadhon, melebihi
kesungguhan beliau di waktu lainnya.”(HR. Muslim).
v
Dan Ummul
Mukminin ‘Aisyah (rodhuyallohu anha)
berkata:
“Adalah
Rosululloh apabila masuk 10 hari terakhir Romadhon, beliau menghidupkan
malamnya, dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikatan kainnya.”(HR.
Bukhori dan Muslim).
Dari dua keterangan yang shohih itu sudah cukup untuk
mengetahui tentang kegiatan Rosululloh pada 10 hari terakhir Romadhon itu. Intinya
ada empat (4) poin yang dicontohkan oleh beliau itu. Uraiannya ialah:
v
Bersungguh-sungguh (yajtahidu). Artinya ialah
meliputi:
§
Sudah
mempersiapkan diri sebelumnya.
§
Berusaha menambah
jumlah ibadah.
§
Memacu semangat
terus-terusan.
§
Mengutamakan
awal-awal waktu.
§
Meninggalkan
hal-hal yang tidak berguna (duniawi).
§
Konsentrasi penuh
pada ibadah.
v
Menghidupkan malam (ahyal-laila). Yakni,
mengisi malam dengan ibadah-ibadah. Yang pokok-pokoknya (rutin) ialah:
§
Sholat tarawih
(lebih diseriuskan waktu dan pelaksanaannya).
§
Membaca Al-Quran
(lebih diperbanyak/perpanjang jumlah ayat-ayatnya).
§
Berzikir (lebih
diperdalam pemahamannya di dalam jiwa).
Dan tambahan-tambahannya ialah:
§
Mempelajari dan
mengkaji kandungan ayat-ayat Al-Quran.
§
Membaca buku-buku
islami.
§
Tafakkur
(merenungi ayat-ayat kauniyah dan kalamiyah).
v
Membangunkan keluarga (aiqozho ahlahu).
Berarti, beliau tidak hanya menyibukkan dirinya sendiri saja. Tapi beliau juga
mengajak (terutama) keluarganya untuk bangun beribadah yang lebih dari
biasanya. Diceritakan: Pada suatu malam (di 10 terakhir Romadhon), Rosululloh
mengetuk rumah Fathimah (puteri beliau) dan Ali bin Abi Tholib (suami
Fathimah), dan sabda beliau:
“Tidakkah kalian bangun dan mendirikan sholat?”(HR.
Bukhori dan Muslim).
Mungkin saja waktu itu Ali dan Fathimah belum
mengerjakan sholat malam (tarawih). Karena memang, banyak para sahabat yang
mengakhirkan sholat malam demi mendapatkan saat-saat yang terbaik (afdhol). Di
samping itu, tersirat penekanan, bahwa bukan lagi waktunya untuk berlama-lama
tidur, dan segera memanfaatkan waktu terakhir hari-hari Romadhon itu.
v
Mengencangkan ikatan kain (syaddal-mi’zaro).
Artinya, Rosululloh benar-benar mengesampingkan urusan-urusan duniawi. Buktinya
ialah:
§
Beliau tidak
sempat lagi tidur bareng dengan isteri-isterinya.
§
Beliau benar-benar
fokus dalam ibadah.
Ini mengisyaratkan, bahwa ada “sesuatu yang sangat luar biasa”
yang harus diraih pada 10 terakhir Romadhon itu. Beliau tidak menerangkannya,
tapi memperlihatkan amal-amal nyata yang patut diikuti. Nanti pun akan terasa
dan terlihat sendiri “sesuatu yang luar biasa” itu dengan sendirinya.
Hadhirin
rohimakumulloh...
Selain empat pokok itu, ada lagi empat (4) perkara
yang menjadi muatan penting pada 10 hari terakhir itu, ialah:
v
Sedekah.
v
I’tikaf.
v
Zakat Fithri.
v
Lailatul Qodar.
Nah! Setelah tahu apa-apa yang dikerjakan oleh
Rosululloh di 10 hari terakhir Romadhon itu, maka tidak ada lagi waktu untuk
bersantai-santai. Sudah seharusnya kita mengikuti langkah-langkah yang
dicontohkan beliau itu.
Mari bergerak!
Nyalakan api
semangat dalam diri ini untuk meraih
“sesuatu yang luar biasa” pada 10 hari terakhir Romadhon itu. Sesuai motivasi
yang diberikan Alloh ini:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja
kamu berada, pasti Alloh akan mengumpulkan kamu semua (di akhirat).
Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Al-Baqoroh: 148).
Barokallohu
lii wa lakum...
**********
No comments:
Post a Comment