“...
Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
yaitu
perkataan-perkataan yang indah-indah
untuk menipu...”
(QS. Al-An’am: 112).
Dalam
kehidupan di alam semesta ini, ada dua jenis alam kehidupan yang berjalan
berdampingan menuju akhirat. Yakni, (1) alam kehidupan yang dihuni oleh manusia
(zhohir, terlihat) dan (2) alam
kehidupan yang dihuni oleh jin (ghoib,
tersembunyi).
Masing-masing
penghuni kedua alam kehidupan tersebut, nyaris memiliki karakter yang sama: baik dan buruk.
Firman
Alloh:
“Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa
jin) ada yang sholeh dan ada yang sebaliknya. Adalah kami menempuh jalan yang
berbeda-beda.”
“Dan sesungguhnya di antara kami ada yang
muslim (beragama Islam) dan ada yang menyimpang (non muslim). Maka barangsiapa
yang muslim, maka mereka itulah benar-benar telah memilih jalan yang
terpimpin.” (QS. Al-Jin: 11 dan 14).
Dan, di
antara bangsa jin itu ada yang menghembus-hembuskan kebohongan-kebohongan yang
kemudian dipercaya oleh banyak manusia.
Ada 3 (tiga) titik rawan sebagai pintu masuk
yang dimanfaatkan oleh jin dalam menebarkan kebohongan-kebohongannya itu.
Yakni...
Pertama:
Lewat Perasaan
Jin masuk
ke dalam hati manusia...
“Ialah yang membisik-bisikkan di dalam
dada-dada (hati) manusia.” (QS. An-Nas: 5).
Lalu
menimbulkan kekacauan-kekacauan dalam perasaan manusia agar menjadi keruh dan
kebingungan, dengan begitu akan mudah untuk dikecoh dan disesatkan.
Jin bermain
dalam perasaan manusia dengan menanamkan prasangka-prasangka, seperti tentang
suatu kejadian yang belum jelas terjadinya, misalnya:
·
Duduk di depan pintu =
jodoh jadi jauh
·
Telapak tangan gatal = mau
terima uang
·
Mata kanan kedutan = mau
ketemu pacar
·
Mata kiri kedutan = mau
menangis (sedih)
·
Menabrak kucing
= ada bahaya di depan
·
Suara burung malam hari = ada
orang mati
·
Ayam jantan kukuruyuk sebelum tengah malam = ada
perawan hamil di luar nikah
·
(Dan yang lainnya).
Hal-hal
tersebut, kemudian dirasa-rasa (kira-kira) bahwa bisa menjadi kenyataan di
depan (hari) sana.
Catatan (1):
Bahwa sesuatu yang akan terjadi sedetik ke depan, adalah termasuk urusan yang ghoib, dan itu hanya Alloh saja yang
tahu. Firman-Nya:
“Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua
yang ghoib, tak ada yang dapat mengetahui yang ghoib itu kecuali Dia...” (QS.
Al-An’am: 59).
Kedua:
Lewat Mimpi
Mimpi
adalah “bunga tidur”. Yang namanya bunga, belumlah tentu menjadi buah.
Namun,
orang-orang yang hati dan otaknya sudah tergoda pleh permainan jin, mereka akan
dengan mudah terpengaruh oleh mimpi-mimpinya bahwa semua itu akan menjadi
kenyataan (the dream comes true).
Di antara
mimpi-mimpi yang banyak mempengaruhi kepercayaan manusia hingga hari ini,
ialah:
·
Dipatuk ular
= pacar, isteri/suami
·
Pakaian dicuri/hilang =
isteri/suami direbut orang
·
Melihat kotoran BAB =
dapat uang/untung banyak
·
Mati
= umur panjang
·
Ketemu hantu
= rumah banyak jinnya
·
(Dan yang lainnya).
Catatan:
Memang, ada juga mimpi yang jadi kenyataan. Tapi, perbandingannya bisa 1000
mimpi hanya 1-2 yang jadi nyata. Dan itupun, hanya “kebetulan” dengan izin Alloh.
Hanya ada 2
(dua) kriteria mimpi yang bisa menjadi kenyataan, yaitu:
Ø Mimpi
ngompol bagi anak kecil dan mimpi keluar mani bagi anak yang sudah baligh atau
orang dewasa. Mereka benar-benar akan merasakan basah saat bangun dari
tidurnya.
Ø Mimpi
bertemu Nabi Muhammad Saw. dijamin tidak akan dusta. Beliau bersabda:
“Man roonii fil-manaami fasayaroonii laa
yatamatstsamasy-syaithoonu bii. Orang yang melihat aku dalam mimpi, maka dia
melihat (seperti saat jaga). Tidaklah syetan bisa menyerupai aku.” (HR. Bukhori
- Muslim).
Catatan
(2): Mimpi yang dijamin kebenarannya ialah mimpinya para Nabi dan Rosul Alloh.
Sebab, mimpi mereka dibimbing oleh wahyu Alloh.
Adapun
mimpi manusia biasa (selain Nabi dan Rosul) itu kebanyakan hanyalah “bunga
tidur” saja, jauh dari bukti kebenarannya. Apalagi kalau kalau si pemimpinya
itu sebelum tidurnya tidak bersih-bersih anggota badan, tidak wudhu dan tidak
baca doa-doa/zikir, manalah mungkin mimpinya orang jorok dan kotor ini akan
menjadi benar dan nyata adanya!
Ketiga:
Lewat Kesurupan
“Kesurupan” adalah keadaan di mana otak (pikiran), hati (perasaan) dan energi
(gerakan) manusia berada dalam kendali jin. Sehingga orang kesurupan tidak bisa
menyadari apa yang sedang terjadi dengan dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Maka ucapan dan gerakannya bukan lagi atas perintah kemauannya sendiri.
Jin yang
menyurup (masuk) ke dalam raga manusia, dia sering meminta dan menyuruh manusia
agar menuruti kemauannya, seperti minta makanan/minuman, persembahan, suguhan
dan yang lainnya.
Selain itu,
kadang jin itu mengancam manusia, katanya:
“Jangan menggusur tempat tinggal kami
(pohon besar atau rumah tua). Kalau tidak, kami akan menebarkan penyakit,
musibah, bencana (atau lainnya)...!”
Itulah
celotehan jin yang mengandung kebohongan itu!
Anehnya,
banyak manusia yang mempercayainya. Sebab, mereka menganggap bahwa yang menyurup
dan bicara itu (dengan mengatas-namakan) roh-roh: kakek, nenek, bapak, ibu,
keruhun, leluhur, orang suci, orang sakti, penjaga kampung dan yang lainnya.
Orang-orang
yang mempercayai kebohongan jin itu, akan timbul dalam diri mereka rasa takut,
lalu mereka tunduk dan mengikuti kemauan jin tersebut.
Pernyataan
dalam Al-Quran:
“... Akan tetapi hati mereka sudah mengeras
(membatu), dan syetanpun memperlihatkan kecantikan apa yang selalu mereka
kerjakan...” (QS. Al-An’am: 43).
“... Sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain tentang perkataan-perkataan yang indah sebagai tipuan...”
(QS. Al-An’am: 112).
Demikianlah
kebohongan-kebohongan jin yang disampaikannya lewat perasaan, mimpi dan
kesurupan itu, yang mana manusia banyak terpengaruh dan mempercayainya hingga
hari ini.
Maka,
inilah beberapa peringatan agar waspada terhadap permainan jin yang pernuh
kebohongan itu...!
v Kenalilah, bahwa jin selalu menanamkan
rasa was-was, yakni bisikkan-bisikkan yang menimbulkan rasa ragu, prasangka dan
sikap terombang-ambing dalam hati.
“Ialah jin yang membisikkan dalam dada
manusia.” (QS. An-Nas: 5).
v Bersihkanlah anggota tubuh terlebih
dahulu sebelum pergi tidur, dan bacalah doa-doa saat berbaring.
v Jika
mendapati mimpi yang baik (menyenangkan), maka pujilah Alloh (alhamdulillah);
dan bila bermimpi buruk, mohonlah perlindungan kepada Alloh (a’udzu billahi minasy-syaithonir-rojiim). Dan janganlah menganggap bahwa
mimpi itu akan menjadi kenyataan.
“Ar-ru’yal-hasanatu minalloh wa-hulumu
minasy-syaithon. Mimpi yang bagus itu dari Alloh dan mimpi yang buruk itu
dari syetan.” (HR. Bukhori - Muslim).
v Janganlah
mengikuti kemauan jin sedikitpun
pada saat dia menyurup ke dalam raga seseorang. Sebab dia sudah melakukan
pelanggaran alam kehidupan, selain itu dia sudah menyakiti raga seseorang
manusia tersebut. Maka hadapilah dengan cara konfrontasi agar dia segera keluar
dari raga manusia itu.
“Dan jika mengganggumu syetan dengan suatu
gangguan, maka berlindunglah kepada Alloh. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’rof: 200).
Nah,
hati-hatilah...!
Jangan lagi
mudah terpengaruh dan mengikuti kebohongan-kebohongan jin itu (yang
disampaikannya lewat perasaan, mimpi dan kesurupan), yang sudah melanggar
ajaran Alloh (Al-Quran) dan petunjuk Rosul-Nya (As-Sunnah).
“Dan bahwasanya ada beberapa laki-laki dari
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka hal itu
menambahkan kepada mereka dosa dan kesesatan.” (QS. Al-Jin: 6).
“... Kalimat Tuhanmu menetapkan:
sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dari bangsa jin dan manusia
bersama-sama.” (QS. Huud: 119).
Akhirnya,
kita memohon perlindungan Alloh dari segala tipu-daya jin yang akan menyesatkan
kita.
“Ya Tuhanku,
aku
berlindung kepada-Mu dari bisikkan-bisikkan syetan.
Dan
aku berlindung kepada-Mu,
ya
Tuhanku,
dari
kedatangan syetan-syetan itu kepadaku.”
(QS. Al-Mukminun: 97-98).
Barokallohu lii wa lakum...
********
>>> Untuk melengkapi,
baca juga: “PERSEKONGKOLAN JIN DAN MANUSIA”,
klik: sabdaalqushwa.blogspot.com
>>>
No comments:
Post a Comment