MALAM LAILATUL QODAR:
“MENGENANG LAILA...”
Hadhirin rohimakumulloh...
Kita simak dulu sebuah kisah sebagai pembuka materi
kali ini...
Ada seorang ibu yang akan melahirkan. Ia segera dibawa
oleh suaminya ke rumah bersalin “Harapan
Ibu”. Prosesi perslinannya berjalan
lancar. Bayinya mulus dan normal. Namun ada salah satu organ tubuh bagian
dalamnya mengalami kelainan dan komplikasi yang sangat parah. Sehingga si bayi
itu hanya bertahan satu hari saja hidup di dunia ini, selanjutnya ia pergi
untuk selama-lamanya...
Si ibu sempat memberi nama bayinya itu: Laila. Alasannya, dia lahir di malam
hari, tanggal sekian dan bulan sekian...
Setelah kejadian sedih itu, si ibu selalu terkenang
akan bayinya yang bernama Laila itu, bila lewat rumah bersalin “Harapan Ibu”.
Kini Laila hanya tinggal kenangan. Dia tak akan pernah
kembali lagi ke dunia ini. Ya, hanya ada dalam kenangan sampai akhir hayat...
Hadhirin
rohimakumulloh...
Sekarang saya ajak menelusuri sebuah kejadian yang
luar biasa pada 1435 tahun yang silam. Yakni, tentang peristiwa turunnya surah pertama dari
Al-Quran ke bumi ini. Tempatnya di gua Hiro wilayah sekitar Mekkah.
Peristiwa itu terjadi di malam hari pada bulan
Romadhon. Malam itu kemudian disebut Lailatul Qodar (malam kemuliaan).
Tentang tanggalnya, tidak ada kepastian. Ada yang bilang tanggal 17, 21, 23 dan
tanggal-tanggal ganjil lainnya di bulan Romadhon.
Ada yang aneh berkaitan dengan tanggal turunnya surah
pertam a Al-Quran itu. Di Indonsia, setiap tanggal 17 Romadhon diperingati
sebagai hari Nuzulul Quran (diturunkan Al-Quran). Tapi
ketika mencari malam Lailatul Qodar itu malah di tanggal-tanggal
ganjil pada 10 hari terakhir bulan Romadhon itu. Lalu tanggal 17 Romadhon itu
dianggap apa? Sama saja tidak “menghargainya”!
§
Yang jelas,
Al-Quran diturunkan pada suatu malam di bulan Romadhon (dan mengenai tanggalnya
tidak ada yang tahu pasti kecuali Alloh). Sesuai firman-Nya ini:
“Bulan Romadhon, yang di dalamnya diturunkan Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia, dan sebagai penjelasan-penjelasan dari petunjuk
itu...”(QS. Al-Baqoroh: 185).
§
Diturunkan-Nya
pada malam hari, sebagaimana firman-Nya ini:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di malam hari
yang diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam
itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”(QS. Ad-Dukhon: 4-5).
§
Tentang malam
Lailatul Qodar, Alloh menjelaskannya dalam satu surah penuh dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya Kami sudah menurunkan Al-Quran pada
malam kemuliaan (Lailatul Qodar). Dan tahukah kamu apa Lailatul Qodar itu?
Yakni, Lailatul Qodar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Kesejahteraan malam itu hingga terbit fajar.”(QS. Al-Qodr: 1-5).
Hadhirin
rohimakumulloh...
Kita fokuskan sekarang pada Lailatul Qodar
(selanjutnya disingkat: LQ).
§
Adanya LQ ialah
karena adanya Al-Quran. Tanpa Al-Quran, tidaklah akan pernah ada yang namanya
LQ itu!
§
Adanya LQ
hanyalah satu kali sampai akhir zaman, yaitu pada saat Al-Quran duturunkan
pertama kali pada 1435 tahun yang lalu.
§
Adanya LQ saat
ini hanyalah tinggal “kenangan”.
Sebab, sudah tidak ada lagi wahyu yang diturunkan oleh Alloh di malam bulan
Romadhon itu.
“Sudah tamat (selesai) kalimat Tuhanmu (Al-Quran),
sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah
kalimat-kalimat-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS.
Al-An’am: 115).
Hadhirin
rohimakumulloh...
Malam LQ adalah “misteri”
yang hanya Alloh saja yang tahu, dan terjadi hanya satu kali saja sepanjang
umur dunia ini. Sebagaimana kelahiran seorang anak di suatu malam, maka malam
itu kemudian menjadi “kenangan” pada hari-hari selanjutnya hingga akhir
kehidupan. Sebab, tidak kelahiran yang kedua dan seterusnya. Yang ada adalah:
hari ulang tahunnya.
LQ sebenarnya hanyalah mengingatkan kita tentang 10
hari terakhir Romadhon, agar kita memaksimalkan,
mengintensifkan dan menggairahkan semangat beribadah kepada
Alloh (sebagaimana sudah dipaparkan di: NYALAKAN API DI 10 HARI TERAKHIR).
Sedangkan tepatnya tanggal berapa LQ di bulan Romadhon
itu, Rosululloh sendiri tidak menjelaskannya secara detil. Karena, mungkin,
beliau sendiri tidak tahu. Sebagaimana keterangan hadits-hadits di bawah ini:
§
Ibnu Umar (ra)
berkata: “Beberapa orang sahabat Nabi
saw. melihat LQ dalam mimpi pada tujuh hari terakhir Romadhon.”
Maka sabda Rosululloh:
“Aku perhatikan mimpi kalian bertepatan pada tujuh
malam terakhir. Maka bagi siapa yang mencari LQ, hendaknya mencari pada tujuh
malam terakhir.”(HR. Bukhori dan Muslim).
§
Sabda Rosululloh:
“Carilah LQ pada 10 hari terakhir dari Romadhon.”(HR.
Bukhori dan Muslim).
§
Sabda Rosululloh:
“Carilah LQ pada malam ganjil di 10 hari terakhir
Romadhon (tanggal 21, 23, 25, 27 atau 29).“ (HR. Bukhori).
Dari keterangan-keterangan di atas tersebut,
Rosululloh tidak menjelaskan tepatnya tanggal jatuh LQ itu. Beliau hanya
memperkirakan saja. Lebih ringkasnya ialah:
§
Pada 7 hari terakhir Romadhon (as-sab’il-awaakhiri).
§
Pada 10 hari terakhir (al-‘asyril-awaakhiri).
§
Pada malam ganjil dari 10 hari terakhir (lailatal-witri).
Hadhirin
rohimakumulloh...
Pada 10 hari terakhir Romadhon, Rosululloh tidak
bersibuk-sibuk mencari dan menentukan satu malam untuk “mendapatkan” LQ. Yang
beliau lakukan ialah bersibuk-sibuk beribadah kepada Alloh dengan
bersungguh-sungguh (baca lagi: NYALAKAN API DI 10 HARI TERAKHIR).
Dengan demikian, kata perintah “taharrow, carilah” dalam hadits di atas, bukanlah
bermakna seperti mencari sesuatu barang yang hilang, lalu menemukannya dengan
mata-kepala dan digenggamnya dengan tangan. Melainkan, mencari dengan sibuk
beribadah tanpa embel-embel untuk “mendapatkan” satu malam yang dinamakan LQ
itu. Yakni, mencari demi Wajah Alloh.
“Dan milik Alloh timur dan barat. Kemanapun kamu
menghadap, di sana ada Wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Luas lagi Maha
Mengetahui.”(QS. Al-Baqoroh: 115).
Hadhirin
rohimakumulloh...
Sebagaimana sudah saya paparkan di muka, bahwa “adanya LQ” itu ialah karena “ada
diturunkannya Al-Quran” pada malam
itu. Berarti, LQ bergantung pada Al-Quran. Dan Al-Quran sudah menjadi “nyawa LQ”, dan sekaligus Al-Quran merupakan “wujud-nyata” adanya LQ
itu!
Lalu...? Kenapa masih bersibuk-sibuk mencari malam LQ,
padahal wujud-nyata dan nyawa LQ itu sudah ada di depan mata, yaitu: Al-Quran!
Segeralah ambil Al-Quran itu! Sebagaimana seruan Alloh
kepada Nabi Yahya ‘alaihissalam ini:
“Wahai Yahya! Ambillah kitab (Taurot) itu dengan
kuat!’ Dan Kami berikan hikmah kepadanya selagi dia masih kanak-kanak.”(QS.
Maryam: 12).
Kata “kuat
(arti dari: quwwah)” makna pendalamannya ialah “sungguh-sungguh, siap bertempur,
tidak main-main”!
Seperti itu pulalah kita dituntut dalam mengambil
Al-Quran. Tidak hanya pandai membacanya saja. Tapi juga mendalami isinya, dan
menjadikannya sebagai pedoman dalam praktek kehidupan sehari-hari. Itulah orang
yang mendapat petunjuk, dan itulah orang yang dinamakan takwa.
§
“Dan
orang-orang yang mendapat petunjuk, Alloh akan menambah petunjuk kepada mereka,
dan Dia menganugerahi ketakwaan kepada mereka.” (QS. Muhammad: 17).
§
“...
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling
takwa di antara kamu...”(QS. Al-Hujurot: 13).
§
“Tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga
yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya sebagai
karunia dari Alloh. Dan apa yang di sisi Alloh lebih baik bagi orang-orang yang
berbakti.”(QS. Ali Imron: 198).
Hadhirin
rohimakumulloh...
Ada satu keistimewaan yang sangat menonjol dari LQ
ini, ialah sebagaimana dikatakan dalam al-Quran ini:
“Lailatul qodar itu lebih baik dari seribu bulan.”(QS.
Al-Qodr: 3).
Sungguh luar biasa! Bayangkan: “1 malam” berbanding
dengan “1000 bulan”.
Sedangkan 1000 bulan sama dengan 30.000 malam/hari
kurang-lebih (1000 X 30). Jadi, nilai LQ
= 1 : 30.000 (baca: satu berbanding tiga puluh ribu).
Dan bila diperingkas menjadi tahun, “1000 bulan” sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan (1000 : 12). Ini
sama dengan umur maksimal manusia zaman sekarang.
Karena itu, orang yang mengamalkan Al-Quran (yang
merupakan “nyawa” LQ), sama saja sudah mendapatkan LQ sepanjang hidupnya (yang
belum tentu umurnya sampai 83 tahun).
Maka dari itu, saya tekankan lagi! Bahwa, malam Lailatul Qodar yang sebenarnya itu sudah jauh berlalu, dan yang ada sekarang
ialah tinggal “kenangan”-nya saja,
dan sebagai wujud-nyata peninggalannya ialah Al-Quran. Jadi, tidak
perlu lagi bersibuk-sibuk mencari LQ, amalkan saja Al-Quran yang sudah ada di
depan mata ini, dari Romadhon sampai Romdhon berikutnya, hingga akhir hayat.
Barokallohu
lii wa lakum...
**********
No comments:
Post a Comment