(Tambahan
Masukan Khusus Untuk Artis-artis Yang Sedang Mempersiapkan Kematiannya Karena Terserang Penyakit Ganas)
PENGAMATAN
Berdasarkan
tayangan televisi dalam acara infotainmen yang disaksikan orang banyak, ada beberapa artis yang merasa bahwa kematiannya sudah
dekat, mereka sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut
kematiannya itu.
Apakah cuma kain kafan, liang kubur, peti mati dan
pernak-pernik material lainnya..., sebatas itu saja yang sibuk dipersiapkan?
Padahal, semua itu adalah
urusan bagi orang-orang yang masih hidup utnuk menyediakannya. Sebab, tidak
mungkin ada orang mati yang dibiarkan begitu saja tanpa diurus penguburannya
gara-gara dia tidak mempersiapkan unak-aniknya semasa masih hidupnya karena dia
orang miskin.
Ya, tidak
ada yang salah sih mempersiapkan kematian seperti itu.
Tapi...
Ada “persiapan yang lebih penting” lagi,
yang tidak bisa tidak harus betul-betul dipersiapkan adanya. Itupun kalau
memang ingin selamat dalam perjalanan menuju akhirat nanti!
Yuk, ikuti
persiapan “bekal menuju kematian” yang sudah saya rancang di bawah ini...
MAKNA KEMATIAN
“Mati” atau “al-maut” keduanya adalah
bahasa Arab, yang akar katanya: “maa taa” yang artinya: berhenti
(seperti nafas yang tak berhembus lagi), padam (seperti apa yang hilang dari
pembakaran), pergi (meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain/baru).
Firman
Alloh:
“Alloh Yang menjadikan mati dan hidup, agar
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa dan Maha Pengampun.” (QS. Al-Jin: 2).
“Dan bahwasanya Alloh-lah yang mematikan dan
menghidupkan.” (QS. An-Najm: 44).
WAKTU KEMATIAN
“Mati (al-maut)” adalah salah satu
masalah ghoib, yang tak seorang
makhlukpun yang bisa mengetahui kapan terjadinya.
Firman Alloh:
“Dan pada sisi Alloh-lah adanya kunci-kunci
yang ghoib; tak ada yang mengetahuinya selain Dia sendiri...” (QS. Al-An’am:
59).
“Alloh Yang Maha Mengetahui yang ghoib, maka
Dia memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu.” (QS. Al-Jin: 26).
Dan, “mati (al-maut)” itu sama dengan
“batas-waktu” atau “jatuh-tempo” bagi hidup manusia di dunia ini,
dan itu disebut sebagai “ajal”.
Firman
Alloh:
“... Bagi tiap-tiap perjalanan waktu ada
Kitab (yang mencatatnya).” (QS. Ar-Ro’d: 38).
“Dan bagi tiap-tiap umat (makhluk hidup)
mempunyai ajal (batas waktu hidup). Maka apabila telah datang ajalnya itu,
tidaklah mereka bisa mengundurkannya barang sebentarpun dan tidak dapat pula
menyegerakannya.” (QS. Al-A’rof: 34).
Adapun
terjadinya kematian itu datangnya secara tiba-tiba (mendadak, baghtah). Tidak ada yang bisa
mengetahuinya, sekalipun seseorang terhadap dirinya sendiri.
Firman
Alloh:
“... Dan tiada seorangpun yang bisa
mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tiada yang dapat mengetahui seorang
bahwa di belahan bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34).
Dan juga,
kematian itu akan mengakhiri hidup siapa saja, tidak pandang itu orang kaya,
orang miskin, orang sehat, orang sakit, orang tua, orang muda, atau anak-anak
(yang masih dalam kandungan ataupun sudah lahir ke dunia).
Firman
Alloh:
“... Dan di antara kamu ada yang diwafatkan
(mati sejak anak-anak) dan ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun...” (QS.
Al-Hajj: 5).
“Setiap jiwa akan merasakan mati...” (QS.
Al-Anbiya: 35).
“Di mana saja kamu berada, pastilah kematian
akan mendapatkanmu, walaupun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh...” (QS. An-Nisa: 78).
Jadi,
sekalipun seorang dokter ahli sudah memvonis mati kepada seseorang yang
menderita penyakit berat stadium akhir atau karena kecelakaan yang sangat
parah, tapi keputusannya ada di Tangan Alloh. Jika Alloh masih menghendaki
hidup, maka hiduplah dia; dan jika Alloh menghendaki mati, maka matilah dia,
tanpa ada seorangpun yang bisa menghalangi kehendak-Nya itu.
BEKAL KEMATIAN
Kematian
bukanlah akhir dari segala permasalahan di dunia. Sebab, setelah kematian itu
kita dihidupkan lagi oleh Alloh di akhirat untuk mempertanggung-jawabkan segala
amal (perbuatan) kita sewaktu hidup di dunia ini.
Inilah
kehidupan kedua yang lebih berat permasalahannya. Sebab, sudah tidak ada lagi
kesempatan meminta maaf, memohon ampun dan memperbaiki diri. Yang ada ialah
harus menerima segala baik-buruknya hasil panen dari tanaman yang sudah kita
sebar sewaktu di dunia dulu itu.
Oleh karena itu,
sebelum kematian tiba,
kita harus sudah
mempersiapkan bekal,
yakni: TAKWA.
Firman
Alloh:
“... Berbekallah kalian (untuk akhirat), dan
sebaik-baiknya bekal ialah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang
yang berakal!” (QS. Al-Baqoroh: 197).
PINTU KUBUR
Kematian
adalah laksana “pintu kubur”, dan
alam kubur adalah “pintu menuju akhirat”
yang sebenarnya.
Sabda
Rosululloh:
“Kuburan adalah perjalanan awal menuju alam
akhirat. Siapa yang selamat di dalamnya, maka beruntunglah dan berbahagialah;
dan siapa yang rugi di dalamnya, maka rugilah seluruh akhiratnya (celaka).”
Orang yang
selamat di dalam kubur adalah orang yang sudah mengerjakan amal sholeh sewaktu
hidup di dunia. Sedangkan orang yang rugi dan celaka, ialah orang yang hanya
bersenang-senang sewaktu hidup di dunia dan hanya mengerjakan perbuatan yang
sesuai dengan hawa nafsunya saja.
PERJALANAN MENUJU AKHIRAT
Setelah
terjadi hari kiamat, maka dimulailah perjalanan menuju alam akhirat yang
sebenarnya, di mana perjalanan manusia itu akan berhenti di dua tempat, yaitu:
surga dan neraka.
Dan setelah
pengadilan di hari kiamat itu diputuskan oleh Alloh Yang Maha Adil, maka
terlihatlah manusia ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka.
Firman
Alloh:
“Orang-orang
kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan...”
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan
mereka dibawa berombong-rombongan...” ()QS. Az-Zumar: 71 dan 73).
MUMPUNG MASIH HIDUP
Nah,
mumpung sekarang kita masih hidup, marilah memperbanyak bekal untuk hidup
sesudah mati nanti. Yaitu, bekal takwa, berupa ibadah (seperti: sholat, puasa,
zakat, haji) dan kebaikan-kebaikan lainnya (seperti: peduli, menolong dan
melindungi orang lain dengan berupa pikiran, tenaga, materi dan yang lainnya).
Dengan
sudah mempersiapkan bekal berupa takwa itu, insya Alloh kita bisa selamat dari
pertanyaan-pertanyaan di dalam kubur dan selamat dari pengadilan di alam
akhirat nanti, yang selanjutnya kita masuk ke dalam rombongan orang-orang yang
menuju surga yang penuh kenikmatan itu. Aamiin...
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133).
Semoga
Alloh senantiasa memberikan kesehatan, kekuatan dan petunjuk-Nya kepada kita,
sehingga kita bisa mengerjaka amal-sholeh sebanyak-banyaknya hingga akhir hidup
ini. Aamiin...
Barokallohu lii wa lakum...
******