Friday, September 11, 2015

TIGA JEMBATAN BERBAHAYA DALAM PERJALANAN DUNIA MENUJU AKHIRAT (KELAHIRAN, KEMATIAN DAN PENGADILAN AKHIRAT)



3 JEMBATAN BERBAHAYA
DALAM PERJALANAN
DUNIA MENUJU AKHIRAT
(TENTANG:
KELAHIRAN, KEMATIAN DAN PENGADILAN KIAMAT)
       
                                                  
Andai kita menapaki jalan-jalan di bumi ini, tentu kita akan menemukan bagian-bagian jalan yang terputus. Maka untuk menyambung satu sama lainnya diperlukan adanya jembatan penghubung.

Kehidupana ini adalah laksana sebuah perjalanan. Kehadiran kita di muka bumi ini tidaklah secara tiba-tiba. Ada proses-proses perhubungan yang saling berkaitan. Sampai akhirnya kita berhenti untuk selama-lamanya di akhirat nanti.
Di antara perjalanan hidup dari dunia sampai akhirat, ada 3 JEMBATAN yang pasti dilalui oleh setiap manusia, dan ini mengandung BAHAYA yang harus diwaspadai.

Inilah 3 JEMBATAN BERBAHAYA itu......


SATU: JEMBATAN KELAHIRAN

Kelahiran” adalah bagaikan sebuah “jembatan” yang menghubungkan manusia dari alam rahim (di perut ibu) menuju alam dunia (di alam semesta).
Firman Alloh:
“... Agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim (perut ibu) apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah Kami tentukan, kemudian Kami keluarkan (lahirkan) kamu sebagai bayi...” (QS. Al-Hajj: 5).
“... Ibumu mengandungnya dengan terbebani dan melahirkannyapun terbebani...” (QS. Al-Ahqof: 15).
“... Kemudian kamu hidup sampai tua...” (QS. Al-Mukmin: 67).
“... Dan di antara kamu ada yang Kami wafatkan sebelum itu (sewaktu melahirkan)...” (QS. As-Sajdah: 67).

Dengan demikian, saat melahirkan adalah merupakan suatu momen yang kritis dan mengerikan: sebagai detik-detik pertaruhan nyawa seorang ibu dan anak yang dilahirkannya. Saat itu, bisa saja ibunya meningggal atau anaknya yang meninggal, bahkan bisa saja kedua-duanya mati berbarengan.
Maka, banyak-banyak bersyukurlah kita kepada Alloh yang sudah menyelamatkan kita dari jembatan yang pertama itu, dan kita bisa menikmati hidup hingga hari ini.


DUA: JEMBATAN KEMATIAN

Saat jatah umur kita di dunia ini sudah habis, maka kita akan masuk ke alam kubur (sebelum alam akhirat sepenuhnya). Sebagai “jembatan” yang menghubungkan kita ke alam kubur ialah “kematian”.
Dalam hal ini, yang sangat mengerikan/menakutkan bukanlah proses kematian itu, tapi “sesuatu” yang akan terjadi sesudah mati dan masuk ke alam kubur itu. Sebab, sesudah itu tidak bisa lagi kembali ke alam dunia ini (sebagai penyesalan atau ingin merubah keadaan diri).

Di situlah letaknya BAHAYA dari JEMBATAN KEMATIAN itu...!

Sabda Rosululloh:
“Kuburan itu laksana sebuah lubang: dari lubang-lubangnya taman surga, atau: lubang-lubang yang menuju neraka.”
“Maka jika seorang hamba selamat di dalam kubur, sungguh dia beruntung dan berbahagia; dan apabila dia rugi, niscaya rugilah seluruh akhiratnya.”

Orang yang selamat” di alam kubur ialah orang yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dengan benar. Kemampuan menjawab itu bukan karena dia sudah hafal sewaktu masih di dunia, tapi karena adanya “amal sholih” yang sudah dia kerjakan saat di dunia ini. Sebagaimana sabda Rosululloh ini:
“Mintalah ampunlah untuk kawanmu (yang akan dikubur) ini dan minta kepada Alloh semoga diberi keteguhan, karena sesungguhnya dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud).
“Bila kamu sudah mengubur saya, maka berdirilah di kuburanku selama kira-kira seperti orang menyembelih kambing lalu dibagi-bagikan dagingnya, agar aku merasa dekat dengan kamu, dan sampai aku selesai menjawab pertanyaan utusan Tuhan.” (HR. Muslim).

Urusan di alam kubur sudah berbeda dengan urusan di alam dunia. Yang menentukan baik-buruknya di alam kubur bukanlah kepandaian dan kecerdasannya, melainkan amal-amal yang telah dikerjakan di dunia ini.
“Apabila ditiup sangkakala, maka hari itu adalah hari yang sulit, dan bagi orang-orang kafir bukanlah urusan yang mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).

Dengan demikian, “jembatan kematian” ini menjadi isyarat tentang perolehan nasib kita di jembatan ketiga nanti (pengadilan akhirat). Baik dan buruknya sudah bisa diperkirakan dari jembatan kedua tersebut.


TIGA: JEMBATAN PENGADILAN AKHIRAT

Inilah jembatan yang terakhir: “Pengadilan Akhirat” (yaumul-qiyamah/hari berdiri, yaumud-din/hari agama, yaumul-hisab/hari perhitungan, yaumul-akhir/hari terakhir). Intinya, ialah manusia sudah berada di titik terakhir perjalanan hidupnya. Di sinilah hari penentuan, di mana semua manusia akan diperhitungkan, diadili dan diputuskan tentang amal-amal yang sudah diperbuatnya selama di dunia. Tiada seorangpu yang bisa lolos dari pengadilan ini.
“Kami akan memasang timbangan yang akurat pada hari kiamat, maka tidalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan sekalipun (amal itu) seberat biji yang kecilpun, pasti Kami mendatangkan (balasan)-nya. Dan cukuplah bagi Kami yang membuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47).

Setelah selesai prosesi pengadilan itu, manusia akan menerima sebuah kitab yang berisi tentang cetatan-catatan amal mereka.
Ada di antara mereka yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan, ini pertanda yang baik (selamat)...
“Adapun orang-orang yang diberikan kitab kepadanya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: ‘Ambilah, bacalah kitabku. Sesungguhnya aku yakin, bahwa  sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku’. Maka orang ini berada dalam kehidupan yang diridhoi.” (QS. Al-Haqqoh: 19-21).

Dan, ada yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kiri...
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini’.
Wahai kiranya kematian itulah yang menyelasaikan segala sesuatu.
Telah hilang kekuasaanku dari padaku.” (QS. Al-Haqqoh: 25, 27, 29).

Setelah membaca kitab mereka, tahulah mereka tentang baik-buruknya amal-amal mereka sewaktu di dunia itu...
“Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
Dan barangsiapa yang riongan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di neraka Jahannam.” (QS. Al-Mukminun: 101-103).

Dan, terakhir sekali, mereka akan digiring ke tempat terakhir mereka masing-masing, yang di dalamnya mereka abadi selama-lamanya...
“Orang-orang kafir digiring ke neraka Jahannam secara berombong-rombongan...
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan mereka, mereka digiring ke surga secara berombong-rombongan pula...” (QS. Az-Zumar: 71 dan 73).


KESIMPULAN

Bagi kita yang telah diberi kesempatan oleh Alloh hingga hari ini, maka ada 2 JEMBATAN lagi yang akan kita lewati. Tiada seorangpun yang bisa menolong kita, sekalipun itu orang tua, anak, suami, isteri, saudara, teman dan yang lainnya. Karena kita sudah memasuki/berada di wilayah akhirat, dan alam kubur adalah pintu awal masuknya.


RENUNGAN
Yang patut kita renungi ialah tentang keselamatan diri ini dan orang-orang yang kita cintai...
Adalah sungguh mengerikan, bila kita celaka di jembatan kedua (kematian/alam kubur) yang akan disusul di jembatan yang ketiga (pengadilan akhirat).

Ya! Hanya satu yang bisa menyelamatkan kita, yakni: amal sholih.

Nah, mumpung masih ada kesempatan, mari kita kumpulkan amal-sholih sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya......

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih, bagi mereka adalah surga Firdaus sebagai tempat tinggal.
Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS. Al-Kahfi: 107-108).

Semoga Alloh selalu menunjuki dan membimbing kita di jalan-Nya...
Barokallohu lii wa lakum...
 
**********


No comments:

Post a Comment