Saturday, August 1, 2015

SHOLAT TAHAJJUD: SATU JAM SAJA BERCINTA DENGAN ALLOH (TENTANG: SHOLAT LAIL)


(TENTANG: TAHAJJUD, DOA, ISTIGHFAR DAN MEMBACA AL-QURAN)


PERNAK-PERNIK CINTA
Cinta... ada sebuah kata terindah dalam kehidupan manusia. Sentuhannya mampu menembus ke relung hati yang terdalam.
Maka, berbicara cinta antara manusia dengan sesama manusia yang lainnya, adalah hal yang biasa.
Tapi, cinta yang berhubungan dengan Alloh Zat Yang Tak Terlihat dan Teraba oleh panca indera, inilah baru yang luar biasa...!

Lalu, mungkinkah manusia mampu menembus tirai-ghaib menuju Singgasana Cinta Alloh?
Yuk, ikuti pendalaman batiniyah bersama saya...

DARI PANDANGAN LALU BERTEMU
Awalnya adalah dari pandangan bertemu pandangan, maka lahirlah rasa suka, itulah benih cinta yang mulai tumbuh.
Selanjutnya, bersemilah sedikit demi sedikit keinginan untuk saling bertemu wajah. Dimulailah perjuanganpun untuk menyatukan dua hati yang sama-sama bertabur cinta itu. Sampai akhirnya tercapailah kemesraan, kedamaian dan kebahagiaan.
Itulah prosesi cinta di antara manusia dengan sesamanya...

BAGAIMANA BERCINTA DENGAN ALLOH?
Mencintai Alloh adalah merupakan tingkatan tertinggi di antara cinta-cinta yang lainnya. Sebab, prosesi mencintai Alloh bukanlah hal yang mudah. Butuh konsentrasi fisik dan batin yang luar biasa.
Sebagai langkah-awal pendekatan-cinta kepada Alloh, mari lakukan konsentrasi-penuh untuk berasyik-asyik dengan Alloh pada saat makhluk-makhluk lain tengah dibuai mimpi, yakni di malam hari.
Malam hari  adalah saat yang paling tepat untuk melakukan suatu tindakan yang membutuhkan konsentrasi-tinggi, dan Alloh memilih malam hari untuk bertemu dengan-Nya.
“Sesungguhnya bangun malam hari itu adalah lebih dahsyat sentuhannya dan lebih berkesan bacaannya.” (QS. Al-Muzzammil: 6).
“Sesungguhnya bagi kamu di siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).” (QS. Al-Muzzammil: 7).

Selain itu, di malam hari suasananya berbeda dengan di siang hari yang bising oleh suara-suara yang berbaur satu sama lain. Seperti inilah suasana di malam hari...
  •   Sepi
  •   Tenang
  •   Santai
  •  Tak ada mata memandang (nyaris semuanya terlelap tidur).

BAGIAN-BAGIAN MALAM
Malam hari dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, dan masing-masing bagian memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri.
Pertama: Awal Malam.Yakni, dimulai sejak waktu maghrib sampai tengah malam (sektar jam 00.00).
Kedua: Tengah Malam. Yakni, mulai tengah malam sampai sekitar jam 03.00 dini hari.  
Ketiga: Akhir Malam. Yakni mulai dini hari sampai terbit matahari pagi (sekitar jam 06.00).

Adapun bagian malam yang memiliki keistimewaan yang lebih tinggi ialah “akhir malam”. Sebagaimana sabda Rosululloh dalam hadits qudsi, bahwa Alloh turun ke langit bumi yang paling rendah dan akan mengabulkan segala permintaan hamba-hamba-Nya pada saat itu (HR. Muslim).

MENU SATU JAM BERCINTA DENGAN ALLOH
Satu Jam Bercinta Dengan Alloh” artinya ialah mengkonsentrasikan-diri secara penuh kepada Alloh selama satu jam, dengan berusaha melepaskan hati dan pikiran dari pengaruh urusan-urusan duniawi (baik yang senang ataupun yang susah), dan memfokuskan zikir (ingat) hanya tertuju kepada Alloh semata, serta menyerahkan-diri sepasrah-pasrahnya kepada-Nya.
Pada saat itu, diri ini seakan-akan ada dalam pandangan-Nya yang dekat dan dalam pelukan-Nya yang damai. Dan diri ini benar-benar berada dalam kemesraan dan kesyahduan yang tiada duanya, sambil diiringi dengan pengaduan, permohonan, pengharapan dan air mata...   
“Dan mereka menyungkur atas wajah mereka sambil menangis, dan mereka bertambah khusyuk.” (QS. Al-Isro: 109).
“... Apabila dibacakan ayat-ayat Alloh Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka menyungkur sujud dan menangis.” (QS. Maryam: 58).

Adapun menu-menu inti yang harus dikonsumsi dengan sepenuh jiwa selama “satu jam meraih cinta Alloh” itu ialah...

1.       Sholat Tahajjud
Sholat Tahajjud ialah sholat sunnah yang sangat istimewa, sebab sholat ini ada perintahnya dalam Al-Quran, sehingga kedudukannya nyaris mendekati wajib untuk dikerjakan.
“Dan dari sebagian malam, maka sholat tahajjudlah kamu, sebagai ibadah tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isro: 79).

2.       Doa
Setelah mengerjakan Sholat Tahajjud, maka diperintahkan berdoa sesuai ayat yang selanjutnya ini...
“Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang baik, dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik, dan berikanlah aku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong’.” (QS. Al-Isro: 80).

Akan tetapi, tidak ada larangan berdoa dengan selain doa tersebut. Hanya saja, lebih baiknya doa tersebut dijadikan sebagai doa-pembuka sebelum menyampaikan doa-doa yang lainnya.
Dalam hal ini, kita bisa menyampaikan keluhan, pengaduan, atau curhat tentang berbagai hal yang kita hadapi dalam hidup ini.

3.       Tilawah Al-Quran
Yaitu, membaca Al-Quran dengan tertib. Artinya, dimulai dari awal surat (Al-Fatihah) menuju akhir surat (An-Naas). Maksudnya ialah, tidak memilih-milih surat-surat dalam Al-Quran secara acak. Dan alangkah sangat baiknya bila bacaan Al-Quran itu tamat dalam satu jam saja.
“... Dan bacalah Al-Quran dengan teratur (berurutan).” (QS. Al-Muzzammil: 4).
“... Sesungguhnya bacaan (sholat) waktu fajar itu disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. Al-Isro: 78).
Dan, diusahakan untuk mengkaji atau mempelajari isi ayat-ayat Al-Quran tersebut. Sebab, Al-Quran bukan hanya untuk dibaca saja, tapi juga harus dipraktekkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan ini. Itulah yang dinamakan Al-Quran sebagai petunjuk dalam kehidupan atau way of life.

4.       Istighfar
Ialah memohon ampun kepada Alloh dari dosa, kesalahan dan kekeliruan yang disengaja ataupun yang tak disengaja, baik yang kecil apalagi yang besar.
Istighfar ini sangat penting. Sebab, hal itu adalah merupakan bukti kepasrahan dan penyerahan-diri. Dengan beristighfar, kita merasa merendahkan diri di hadapan Alloh, bahwa hanya Dia-lah yang Maha Berkuasa di atas segala sesuatu, tak seorangpun yang mampu melawan-Nya.   
Maka, orang yang banyak istighfar di malam hari, mereka akan bertemu dalam satu waktu dengan orang melaksanakan Sholat Tahajjud dan makan sahur (untuk puasa sunnah atau fardhu), yakni pada bagian “akhir malam” (sekitar jam 03.00 dini hari).
“Dan di waktu sahur (akhir malam), mereka memohon ampun.” (QS. Adz-Dzariyat: 18).
“Orang-orang yang sabar, dan yang jujur, dan yang taat, dan yang berinfak dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imron: 17). 

Mereka itulah orang-orang yang berada dalam lingkaran waktu yang mustajab. Yaitu, segala doa, keinginan dan kebutuhan (yang mereka panjatkan pada akhir malam itu) sangat dekat untuk dikabulkan oleh Alloh, karena pada saat itu seolah-olah Alloh berada di bumi, sehingga semua permintaan hamba-hamba-Nya akan dikabulkan (HR. Muslim).

Demikianlah 4 (empat) menu dalam rangka bercinta dengan Alloh di malam hari.
            Bukanlah lamanya waktu yang diminta oleh Alloh dalam beramal, akan tetapi yang diutamakan ialah ke-dawwam-annya (istimror, coninuitas, terus-menerus). Dalam hal ini, Alloh tidak menyukai orang yang beramal berbanyak-banyak dalam satu waktu, tapi kemudian ditinggalkannya amalan itu di waktu lain (hanya satu atau dua kali mengerjakannya).
Ketika Rosululloh ditanya oleh seorang sahabat: “Ayyul-‘amali ahabbu ilalloh? Amalan apakah yang lebih dicintai Alloh?”
Sabda Rosululloh: “Adwamuhu wa-in qolla. Amalan yang terus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. Muslim).

Nah...!
SATU JAM SAJA , sebagai “batas waktu minimal” dalam beribadah kepada Alloh di malam hari, demi membuktikan rasa cinta kepada-Nya.
Aw zidalaih...?”Ataukah mau ditambah lagi menjadi lebih dari satu jam?   
Ya, tentunya itu lebih baik lagi...!

Maka, sampailah ke posisi Maqom Mahmuda (Tempat Terpuji) yang dijanjikan oleh Alloh itu (QS. Al-Isro: 79), manakala seorang hamba terus merutinkan berasyik-asyik beribadah kepada Alloh dengan penuh cinta di malam hari meskipun hanya dengan sedikit waktu saja (minimal satu jam saja). Bayangkan, 23 jam (dalam satu hari satu malam) waktu terpakai untuk urusan-urusan yang kebanyakan ialah duniawi, yang mana pada saat itu Alloh nyaris terlupakan...!

CINTA, RINDU DAN CEMBURU
Orang-orang yang beriman kepada Alloh, tentu menginginkan bertemu dengan Alloh. Keinginan untuk bertemu itu akan tumbuh dengan sendirinya, manakalah dalam diri ini ada rasa...

Ø  Cinta
Yang dimaksud dengan “Rasa Cinta” di sini bukanlah sembarang Cinta (cinta buta), tetapi ialah “Cinta yang mengikuti petunjuk-petunjuk Rosululloh”.
“Katakanlah: ‘Jika kamu mencintai Alloh, maka ikutilah aku (Rosul-Nya), niscaya Alloh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’. Dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron: 31).
Ø  Rindu
Rasa Rindu” adalah temannya Cinta. Rindu dan Cinta tidak bisa dipisah-pisahkan. Karena Rindu adalah api-semangat bagi Cinta, yang membangkitkan keinginan-bertemu dengan Sang Kekasih...
“... Barangsiapa yang mengharap bertemu dengan Tuhannya, maka kerjakanlah amal sholeh dan janganlah menduakan (musyrik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya itu.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Ø  Cemburu
Rasa Cemburu” adalah bukti kedua (setelah Rindu) tentang adanya Cinta. Cemburu itu laksana seorang “Panglima Perang”, yang mana dia akan menumpas gangguan-gangguan yang akan memisahkan Cinta dari Sang Kekasihnya.
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Alloh, dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, semoga kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35).


Ya...!
Kalau kita selama ini memang merasa mencintai Alloh, pernahkan kita mengkhususkan-diri dengan berasyik-asyik di malam hari melakukan pendekatan kepada-Nya sedekat-dekatnya?

Ya...!
Satu jam saja! Lupakan segala permasalahan yang ada, dan hanya kepada-Nya saja memfokus diri sepenuh-penuhnya.

Ya!
Bagi yang sudah mengerjakannya, tambahkan lagi dan perkuat tekad dalam hati. Dan bagi yang belum mengerjakan, malam ini... mari mulai lakukan...!

Barokallohu lii wa lakum.



                                                         ******




1 comment:

  1. Maju terus..membuat karya jurnalisnya jangan menyerah...

    ReplyDelete