Saturday, August 29, 2015

RUMAH KOSONG DI TENGAH PEKUBURAN (JIWA DAN RUMAH TANPA AL-QURAN)


(Tentang: Jiwa Dan Rumah Yang Sepi Dari Ayat-ayat Al-Quran)
  
Membayangkan sebuah rumah kosong yang berada di tengah wilayah pekuburan, tentu yang melintas dalam pikiran kita adalah sebuah keadaan yang mengerikan: gelap, sepi, angker, mencekam dan membuat bulu roma merinding. Hiyy seram...!

Lalu, mungkinkah ada orang yang mau memiliki dan tinggal di rumah kosong itu? Atau barangkali sekedar numpang tidur beberapa malam di situ?

Rasanya semua orang akan menggelengkan kepala dan berteriak: TIDAK !!!

Tapi... apakah belum tahu, bahwa DIRI kita ini bisa menjadi seperti rumah yang kosong itu, dan RUMAH yang kita tempati ini juga bisa menjadi seperti pekuburan ?

Mau tahu ?!
Mari ikuti sabda Rosululloh di bawah ini...

·         Innalladzii laisa fii jaufihi syai-un minal-qurani kal-baitil-khorib. “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikitpun Al-Quran, dia bagaikan rumah kosong yang rusak.” (HR. Attirmizy).
·         Laa taj’aluu buyuutakum maqoobir. “Janganlah kamu jadikan rumuh-rumah kamu bagaikan kuburan.” (HR. Bukhori-Muslim).

Dua hadits Rosululloh tersebut mengarah kepada: (1) diri kita sebagai manusia dan (2) rumah yang menjadi tempat tinggal kita.

Lebih jauhnya lagi ialah...

Pertama: Bahwa diri ini bisa menjadi seperti rumah kosong yang rusak, ialah manakala kita tidak menghidupkan (mengamalkan) Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan yang ada. Sehingga punya mata hanya untuk melulu melihat pandangan-pandangan yang tidak banyak memberi manfaat (seperti: nonton tivi, video, game dan visual lainnya) dan melihat hal-hal yang berbau maksyiat; punya telinga hanya untuk mendengarkan hiburan semata (seperti: musik, lagu dan nyanyian lainnya); punya mulut hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak membawa kebenaran (seperti: menyindir, menghina, mengejek dan lainnya); punya otak hanya untuk merancang hal-hal duniawi (seperti: kesenangan, hobi, petualangan dan hal-hal mubadzir lainnya); dan punya hati yang untuk mengikuti kepuasan hawa nafsu belaka (seperti: seksual, makan, minum dan perbuatan foya-foya lainnya).
Kedua: Bahwa dengan ketiadaannya Al-Quran dalam diri ini, maka rumah yang kita jadikan sebagai tempat tinggal adalah laksana kuburan. Karena mungkin di dalamnya tidak ada suara-suara Al-Quran yang dibaca dan ucapan-ucapan zikir lainnya; yang ada hanya suara-suara musik, nyanyian dan ucapan-ucapan lagho (yang tidak berguna) lainnya.

Oleh karena itu...
Pada kesempatan bulan Romadhon ini, maka Al-Quran harus menjadi bacaan yang mengisi ruang dada diri ini dan mengisi ruang rumah kita ini. Sehingga, tidak ada lagi suara-suara tiada berguna itu yang keluar dari dalam diri kita, dan suara-suara yang terdengar di dalam rumah kita hanya bacaan/ucapan yang mengandung zikir semata. Yang pada akhirnya, tidak ada lagi kesan suasana “rumah kosong di pekuburan” di tempat tinggal kita ini. Seiring dengan itu, jin-jin jahatpun berhamburan pergi mencari tempat lain...

Nah! Mulailah merutinkan membaca Al-Quran sekarang. Tidak perlu harus tamat dalam waktu sehari atau dua hari. Yang penting terus membacanya, meskipun hanya beberapa ayat dalam setiap hari (berdasarkan luang waktu yang ada/sempat). Misalnya, setiap sehabis sholat fardhu (zhuhur, ashar, maghrib, isya dan shubuh).
Rosululloh sempat ditanya: Amalan-amalan apakah yang lebih dicintai oleh Alloh?
Jawab Rosululloh: Adwamuhu wa inqola. “Ialah amalan-amalan yang terus dikerjakan (rutin) meskipun sedikit.” (HR. Muslim).

Ya, bersama Al-Quran, semoga diri ini dan rumah tempat tinggal kita ini tidak lagi nampak seperti “rumah kosong di tengah pekuburan” (yang angker dan menakutkan itu), berubah menjadi bercahaya, damai dan berkah.....

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran), dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan jahat. Dan sungguh mengingat (zikir) pada Alloh itu lebih besar nilainya. Dan Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Barokallohu lii wa lakum.

******

 

No comments:

Post a Comment