Friday, July 10, 2015

SEPULUH HARI TERAKHIR ROMADHON



NYALAKAN API DI 10 HARI TERAKHIR!


Hadhirin rohimakumulloh...
Kita akan membicarakan “10 hari terakhir (asyrul awahkir)” dari bulan Romadhon ini. 10 hari terakhir ini memiliki bobot yang luar biasa. Rosululloh sendiri sampai ancang-ancang untuk menjalaninya. Ada apa gerangan?!

Mari kita telusuri misteri kedalamannya...
10 hari terakhir itu hanyalah hitungan sementara. Sebab, bisa saja hanya “9 hari terakhir”, bila bulan Romadhon hanya 29 hari.
Di sini saya tidak akan mempermasalahkan jumlah “hari-hari terakhir” setelah tanggal 20 Romadhon itu. Tapi saya akan mengajak untuk mencari apa-apa yang terkandung di dalamnya.
Yuk, kita simak keterangan-keterangan yang berkaitan dengan 10 hari terakhir itu. Friman Alloh:
“Dan demi malam yang sepuluh. Dan malam yang genap dan yang ganjil.”(QS. Al-Fajr: 2-3).

Bisa jadi, salah satu hubungan ayat ini ialah dengan 10 hari terakhir bulan Romadhon itu. Apalagi di situ menyebutkan kata  genap” (asy-syaf’i) dan ganjil” (al-watri). Yang berarti: “genap” ialah untuk jumlah sholat tarawih, dan “ganjil” ialah untuk jumlah sholat witirnya. Wallohu a’lam.

Hadhirin rohimakumulloh...
Sekarang kita tengok apa yang disiapkan oleh Rosululloh saat memasuki 10 hari terakhir Romadhon itu. Inilah...

v  Ummul Mukminin ‘Aisyah (rodhiyallohu anha) berkata:
“Rosululloh sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir di bulan Romadhon, melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya.”(HR. Muslim).

v  Dan Ummul Mukminin ‘Aisyah (rodhuyallohu anha) berkata:
“Adalah Rosululloh apabila masuk 10 hari terakhir Romadhon, beliau menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikatan kainnya.”(HR. Bukhori dan Muslim).

Dari dua keterangan yang shohih itu sudah cukup untuk mengetahui tentang kegiatan Rosululloh pada 10 hari terakhir Romadhon itu. Intinya ada empat (4) poin yang dicontohkan oleh beliau itu.  Uraiannya ialah:

v  Bersungguh-sungguh (yajtahidu). Artinya ialah meliputi:
§  Sudah mempersiapkan diri sebelumnya.
§  Berusaha menambah jumlah ibadah.
§  Memacu semangat terus-terusan.
§  Mengutamakan awal-awal waktu.
§  Meninggalkan hal-hal yang tidak berguna (duniawi).
§  Konsentrasi penuh pada ibadah.

v  Menghidupkan malam (ahyal-laila). Yakni, mengisi malam dengan ibadah-ibadah. Yang pokok-pokoknya (rutin) ialah:
§  Sholat tarawih (lebih diseriuskan waktu dan pelaksanaannya).
§  Membaca Al-Quran (lebih diperbanyak/perpanjang jumlah ayat-ayatnya).
§  Berzikir (lebih diperdalam pemahamannya di dalam jiwa).
Dan tambahan-tambahannya ialah:
§  Mempelajari dan mengkaji kandungan ayat-ayat Al-Quran.
§  Membaca buku-buku islami.
§  Tafakkur (merenungi ayat-ayat kauniyah dan kalamiyah).

v  Membangunkan keluarga (aiqozho ahlahu). Berarti, beliau tidak hanya menyibukkan dirinya sendiri saja. Tapi beliau juga mengajak (terutama) keluarganya untuk bangun beribadah yang lebih dari biasanya. Diceritakan: Pada suatu malam (di 10 terakhir Romadhon), Rosululloh mengetuk rumah Fathimah (puteri beliau) dan Ali bin Abi Tholib (suami Fathimah), dan sabda beliau:
“Tidakkah kalian bangun dan mendirikan sholat?”(HR. Bukhori dan Muslim).
Mungkin saja waktu itu Ali dan Fathimah belum mengerjakan sholat malam (tarawih). Karena memang, banyak para sahabat yang mengakhirkan sholat malam demi mendapatkan saat-saat yang terbaik (afdhol). Di samping itu, tersirat penekanan, bahwa bukan lagi waktunya untuk berlama-lama tidur, dan segera memanfaatkan waktu terakhir hari-hari Romadhon itu.

v  Mengencangkan ikatan kain (syaddal-mi’zaro). Artinya, Rosululloh benar-benar mengesampingkan urusan-urusan duniawi. Buktinya ialah:
§  Beliau tidak sempat lagi tidur bareng dengan isteri-isterinya.
§  Beliau benar-benar fokus dalam ibadah.
Ini mengisyaratkan, bahwa ada “sesuatu yang sangat luar biasa” yang harus diraih pada 10 terakhir Romadhon itu. Beliau tidak menerangkannya, tapi memperlihatkan amal-amal nyata yang patut diikuti. Nanti pun akan terasa dan terlihat sendiri “sesuatu yang luar biasa” itu dengan sendirinya.

Hadhirin rohimakumulloh...
Selain empat pokok itu, ada lagi empat (4) perkara yang menjadi muatan penting pada 10 hari terakhir itu, ialah:
v  Sedekah.
v  I’tikaf.
v  Zakat Fithri.
v  Lailatul Qodar.

Nah! Setelah tahu apa-apa yang dikerjakan oleh Rosululloh di 10 hari terakhir Romadhon itu, maka tidak ada lagi waktu untuk bersantai-santai. Sudah seharusnya kita mengikuti langkah-langkah yang dicontohkan beliau itu.
Mari bergerak!
Nyalakan api semangat dalam diri ini untuk meraih “sesuatu yang luar biasa” pada 10 hari terakhir Romadhon itu. Sesuai motivasi yang diberikan Alloh ini:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Alloh akan mengumpulkan kamu semua (di akhirat). Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Al-Baqoroh: 148).
 
Barokallohu lii wa lakum...

**********



No comments:

Post a Comment