Thursday, July 9, 2015

KHUTBAH IDUL FITRI: "WISUDA TAKWA"



KHUTBAH IDUL FITHRI:
SABDA AL-QUSHWA

“ WISUDA TAKWA ”



Hadhirin rohimakumulloh...
Alhamdulillah. Dengan izin Alloh, pagi ini kita bisa berkumpul untuk melaksanakan ibadah sholat Idul Fithri dalam putaran satu tahun sekali. Dan mudah-mudahan kita masih dipertemukan-Nya dengan Romadhon tahun depan. Insya Alloh...

Hadhirin rohimakumulloh...
Pada hari ini berlalu sudah kepenatan, kelelahan, kepayahan, kelaparan, kehausan dan kebosanan. Semua berganti dengan keceriaan, kebahagiaan, tawa dan canda...
Wajah-wajah semua nampak cerah bagai matahari yang merekah di pagi hari ini, diiringi hawa segar yang menyentuh raga, rasa dan jiwa, membangkitkan gairah dan semangat hidup yang penuh pengharapan dan kepasrahan...
Hari ini adalah hari di mana telah sempurnanya hitungan bulan Romadhon. Kita sudah mencukupi bilangannya dan menjalaninya dengan ibadah-ibadah di dalamnya...
Sebagai ungkapan rasa syukur yang melimpah, hari ini kita semarakkan dengan...
  • Takbir: Allohu Akbar Allohu Akbar.
  • Tahlil: Laa ilaaha illalloh wallohu Akbar.
  • Tahmid: wa lillaahil-hamd.

Sebagaimana dalam firman-Nya ini:
“... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa)-nya, dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”(QS. Al-Baqoroh: 185).

Hadhirin rohimakumulloh...
Romadhon adalah “bulan pembinaan” atau sebagai “Sekolah Tahunan” selama satu bulan penuh. Orang-orang beriman digodok secara intensif, singkat dan padat, dengan pengisian-pengisian berupa materi dan praktek-praktek ibadah, seperti: puasa wajib, sholat tarawih, sedekah, akhlak, kajian-kajian dan lainnya.
Tujuan akhir dari pembinaan “Sekolah Tahunan” itu ialah: “gelar takwa”.  Sebagaimana firman Alloh seiring dengan perintah puasa itu, yakni: “la’alakum tattaquun (agar kamu bertakwa)”. (QS. Al-Baqoroh: 183). 
Maka, berakhirnya hari-hari Romadhon, itu berarti sudah selesai (tamat) prosesi pembinaan di “Sekolah Tahunan” tersebut. Dan inilah saatnya untuk memberikan pernyataan kelulusan dan gelar.
Oleh sebab itu, tepatnya, hari ini adalah sebagai “hari wisuda” bagi orang-orang beriman, yaitu bagi mereka yang sudah mengisi hari-hari Romadhon dengan muatan-muatan ibadah yang maksimal: fokus, sungguh-sungguh dan habis-habisan (layaknya Romadhon itu tak akan ada lagi)!

Hadhirin rohimakumulloh...
Saya tegaskan lagi, bahwa hari ini adalah sebagai “hari wisuda”, yakni “wisuda takwa” bagi orang-orang beriman!
Dengan demikian, hari ini menjadi “suci” (fithrah). Karena orang-orang beriman “kembali” dinobatkan sebagai orang-orang yang “takwa”. Maka sangatlah tepat, kalau hari ini sebagai hari Idul Fithri, yang berarti “kembali suci”.
Karena kesuciannya hari ini, seolah-olah sebagai “hari kelahiran yang kedua” bagi orang-orang beriman. Sebab pada kelahirannya yang pertama dulu pun dalam keadaan suci (fithrah). Sebagaimana sabda Rosululloh ini:  
“Setiap anak yang dilahirkan adalah lahir di atas fithrah (suci). Maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhori).

Hadhirin rohimakumulloh
Setelah lulus dari “Sekolah Tahunan” Romadhon dan hari ini diwisuda untuk mendapatkan gelar takwa, maka Alloh menyematkan gelar takwa itu di “sini” (ditunjukkan ke dada). Sebagaimana sabda Rosululloh ini:
“At-taqwaa hahuna, at-taqwaa haahunaa. (Takwa itu di sini).”(HR. Muslim).

Dari hadits tersebut, dengan jelas bisa pahami, bahwa antara “takwa” dan ”hati” mempunyai hubungan yang sangat erat satu sama lain, dan ini tidak boleh dipisahkan dalam kehidupan orang-orang mukmin.
Saya akan rinci definisinya satu per satu...

v  Takwa (penulisan arabnya menggunakan “q”, yakni taqwa), asal rumpun katanya ialah qowiya, yang artinya: kuat, keras, kuasa. Secara sederhana, “takwa” bisa disimpulkan ialah: “suatu kekuatan dalam hati yang mampu menggerakkan diri manusia untuk menembus penghalang menuju Tuhan”.
Seiring dengan firman Alloh ini:
“Demikianlah, dan sesungguhnya orang yang mengagungkan syiar-syiar Alloh, maka sesungguhnya itu lahir dari ketakwaan hati.”(QS. Al-Hajj: 32).

v  Hati (qalb, heart), bisa diartikan dalam dua pemahaman:
Pertama: secara jasadiyah (fisik, jasmani). Dalam pengertian ini, hati diketahui merupakan segumpal darah di dalam tubuh manusia, yang berbentuk seperti buah apel dibelah dua yang posisinya menelungkup. Ia bisa dilihat (bentuknya), bisa disentuh (wujudnya), bisa digenggam (kecil/besarnya), bisa ditimbang (beratnya) dan bisa diukur (luasnya). Dan ia  terletak dalam dada sebelah kiri.
Kedua: secara ruhiyah (bathiniyah, psikologis). Dalam pengertian ini, hati hanya bisa dirasakan keberadaannya. Ia tidak bisa dilihat, tak bisa disentuh, tidak bisa ditimbang dan tidak bisa diukur. Penunjukkannya ke dada (bila merasakan sesuatu), adalah sebagai simbol keberadaannya di situ.

Hadhirin rohimakumulloh...
Dalam pengertian yang kedua (ruhiyah) itulah, hati dan takwa bisa saling berhubungan. Karena itu, Alloh menilai manusia berdasarkan hatinya . Sebagaimana sabda Rosululloh ini:
“Sesungguhnya Alloh tidak melihat ke badan kamu, tidak ke rupa kamu dan pekerjaanmu, tapi melihat langsung ke hatimu.”(HR. Muslim).

Dengan jelas, standar penilaian Alloh ialah pada hati. Sebab, penguasaan diri manusia itu berawal dari hatinya. Sabda Rosululloh menjelaskan:
“Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ingatlah, ia itu adalah hati.”(HR. Muslim).

Dari hadits tersebut bisa dipahami, bahwa hati bisa menjadi “baik” (sholih) dan menjadi ”rusak” (fasad). Kebaikan dan/atau kerusakan ini bisa mempengaruhi seluruh tubuh pemilik hati itu, bahkan juga bisa mempengaruhi lingkungan kehidupannya.
Adapun “hati yang baik” ialah hati yang diselimuti oleh ketakwaan, dan “hati yang rusak” ialah hati yang dikuasai oleh syetan.

Hadhirin rohimakumulloh...
Bersemayamnya ketakwaan dalam hati, akan melahirkan dampak positif luar biasa dalam sistem kehidupan manusia secara global.  Artinya, tidak hanya diri perorangan, tapi seluruh manusia di muka bumi ini akan merasakan kebaikannya secara merata. Firman Alloh dengan tegas menyatakan:
“Dan sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...” (QS. Al-A’rof: 96).

Dan dalam ayat lainnya, Alloh menjelaskan dengan sangat menarik:
“... Barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka...”(QS. Ath-Tholaq: 2-3).

Tapi, sebaliknya dari takwa, niscaya akan mendatangkan azab Alloh dari arah yang sama:
“... Tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Alloh), maka kami azab mereka tersebab perbuatannya.”(QS. Al-A’rof: 96).
“Katakanlah: ‘Dia-lah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu dari atas kepalamu dan dari bawah kakimu’...”(QS. Al-An’am: 65).

Hadhirin rohimakumulloh...
Alangkah indahnya, nyamannya, damainya dan bahagianya hidup di dunia ini, bila ketakwaan ada di dalam dada-dada para penghuninya: Hidup penuh berkah, dan rezeki mengalir dari mana-mana, bahkan tanpa diminta lagi...
Oleh sebab itu, masing-masing diri hendaknya menyadari, bahwa (sudah cukup jelas) betapa pentingnya ketakwaan dalam hidup ini. Dan anjuran Rosululloh:
“Bertakwalah kepada Alloh di mana pun kamu berada. It-taqillaha haitsumaa kunta.”(HR. At-Tirmizy).

Itu artinya, ketakwaan akan membawa kebaikan di mana pun adanya seseorang. Karenanya, orang yang takwa itu sangat berguna dalam lingkungannya. Sebagaimana sabda Rosululloh ini:
“Sebaik-baiknya kamu ialah yang berguna bagi manusia yang lain.”


Hadhirin rohimakumulloh...
Kita ini sebenarnya ialah “pemimpin”. Awal kepemimpinan kita ialah terhadap diri sendiri, sebelum terhadap orang lain. Sebagaimana sabda Rosululloh ini:
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai tanggung-jawabnya tentang apa yang kamu pimpin.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Pemimpin yang takwa ialah pemimpin yang mengajak rakyatnya ke jalan Alloh saat di dunia, hingga kemudian masuk ke dalam surga di akhirat. Di samping itu,  ia juga berusaha mensejahterakan, melindungi, menyayangi dan membela rakyatnya.
Dan, rakyat yang takwa ialah rakyat yang setia kepada pemimpinnya yang takwa itu, selalu mendoakannya agar tetap sehat dan amanah, membantu mempertahankan kepemimpinannya, dan berjuang bersama demi membangun negara agar maju, kuat dan diridhoi Alloh ‘Azza wa Jalla.
Nah, kalau pemimpin sudah sama-sama takwa, maka negara di mana mereka berpijak..., itulah yang disebut  Baldah thoyibah wa Robbun ghofur. Negeri yang indah dan Tuhan menyayanginya”!

Hadhirin rohimakumulloh...
Inilah keistimewaan-keistimewaan takwa yang bisa kita peroleh di dunia ini:
§  Takwa membuat manusia menjadi mulia.
“... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling takwa di antaramu...” (QS. Al-Hujurot: 13).
§  Takwa merupakan akhir kehidupan yang baik bagi manusia.
“... Dan kesudahan (akhir) yang baik itu adalah bagi orang-orang yang takwa.”(QS. Al-A’rof: 128).
§  Takwa menjadi bekal terbaik satu-satunya menuju Negeri Akhirat.
“... Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, Alloh mengetahuinya. Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal ialah takwa. Maka bertakwalah, hai orang-orang yang berpikir!”(QS. Al-Baqoroh: 197).

 Dan inilah keistimewaan-keistimewaan yang luar biasa bagi orang-orang yang bertakwa di akhirat:

§  Ketakwaan menjadi mahkota kebanggaan.
“Dan mahkota di akhirat ialah takwa. wa syaroful-akhiratit-taqwaa.”(HR. At-Tirmizy dan Baihaqi).
§  Ketakwaan sebagai tiket satu-satunya untuk masuk surga dengan aman.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”(QS. Ali Imron: 130).

Hadhirin rohimakumulloh...
Dalam kesucian hari ini, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang lulus dari “Sekolah Tahunan” Romadhon yang singkat itu. Dan hari ini merupakan hari “Wisuda Takwa” buat kita sekalian, sehingga kita layak menyandang “Gelar Takwa” tahun ini, yang akan membawa kemuliaan hidup sampai tibanya hari kematian.
Dan, akhirnya, mudah-mudahan Alloh masih memperkenankan kita untuk bertemu dengan Romadhon tahun depan. Insya Alloh...

Allohu Akbar Allohu Akbar
Laa ilaaha illalloh wallohu Akbar
Allohu Akbar wa lillahil-hamd.

Allhumma sholli ‘ala Muammad wa ‘ala ali Muhammad.
Allohummaghfirli waliwalidaina
warhamhuma
kama robbayana shighoro.

Allohummaghfirlil-muslimin wal-muslimat
wal-mu’minin wal-mu’minat
al-ahya-i minhum wal-amwat.


Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan
wa fil-aakhiroti hasanatan
wa qinaa ‘adzaaban-naar.

Barokallohu lii wa lakum.  

*******

















No comments:

Post a Comment