Wednesday, July 22, 2015

ISTERI TERBARING DI RUMAH SAKIT, SUAMI NEKAD DI JALANAN



Fulanah sudah dua minggu dirawat di rumah sakit. Dia menderita penyakit tipes berat. Saat pihak rumah sakit menyatakan dia sudah layak pulang, dia dan suaminya kesulitan untuk melunasi pembayaran biaya pengobatannya itu.  

Fulan, suami Fulanah, lalu pergi ke Bogor ke rumah saudaranya untuk meminjam uang. Tapi, sesampainya di sana, saudaranya tidak punya uang sebanyak yang dia butuhkan itu. Dia hanya mendapatkan uang 50.000 rupiah untuk tambahan ongkos pulang.

Selama perjalanan pulang itu, Fulan benar-benar puyeng: dari mana lagi dia bisa mendapatkan uang untuk melunasi biaya berobat isterinya itu.

Sedang kalut-kalutnya pikiran, tiba-tiba ada suara mengagetkannya...
“Paaa..., tolong belum makan dari pagi...” ujar seorang anak kecil sambil menadahkan tangannya, di belakangnya berdiri seorang ibu yang nampak sudah bongkok punggungnya.
Fulan terenyuh dan merasa kasihan memandangnya. Tapi dia bingung. Uang disakunya tinggal 14.000. Kalau dia berikan 4.000 ke anak kecil itu, rasanya tidak cukup buat makan mereka berdua. Kalau 10.000 yang diberikan, maka untuk ongkos pulang ke rumah kurang, mau tidak mau harus jalan kaki kurang-lebih 5 km.

Dihitung-hitungnya... Kesana kurang, kesini kurang...
Akhirnya, Fulan nekad. Dia berikan saja 10.000 ke anak kecil itu. Urusan ongkos ke rumah, terserah nanti. Sebab, dia sendiri bisa merasakan bagaimana kalau perut sudah sangat lapar, apalagi untuk orang yang sudah tua.
La hawla wa la quwwata illa billaah...

Setelah itu, pikiran Fulan kembali ke soal biaya pengobatan isterinya itu. Sementara anak kecil dan ibunya itu sudah menghilang entah kemana...
Setibanya di rumah sakit, Fulan memburu kamar isterinya. Dia kaget sekali. Isterinya sudah tidak ada di tempat pembaringannya.
Setelah menanyakan kepada pasien yang di sebelahnya, katanya isterinya tadi pulang terburu-buru sekali.
Fulan terpikir, jangan-jangan isterinya kabur. Maka diapun segera buru-buru pergi, takut disandera oleh pihak rumah sakit.

Setelah berjalan kaki kurang-lebih 3 jam, Fulan sampai di rumah dengan nafas terengah-engah. Lalu menemui isterinya dan menanyakan proses kepulangannya itu.
Isterinya kemudian menceritakannya...
Ada seorang ibu dan anak kecil perempuan datang menemuinya dan memberinya sebuah amplop berisi uang, yang tidak tahu berapa jumlah yang sebenarnya. Dan katanya:
“Ini bayaran hutang kami kepada suami ibu. Terimalah...”
Isterinya menerimanya dengan rasa ragu. Sebab dia tidak kenal dengan orang itu dan tidak tahu permasalahannya.
Belum sempat isterinya mengucapkan terima kasih dan juga mau menanyakan nama dan tempat tinggal, kedua ibu dan anak itu sudah menghilang.
“Memangnya ibu dan anak itu siapa?” tanya sang isteri setelah cerita.
“Tidak tahu juga,” suaminya menggelengkan kepala.
Tiba-tiba sang suami teringat kepada kejadian tadi di terminal itu...
“Mungkinkah mereka berdua itu adalah ibu dan anak yang di terminal itu?” gumamnya pelan.

Fulan dan Fulanah lalu menyungkur sujud kepada Alloh. Mereka sangat bersyukur karena Dia sudah  memberikan jalan kepadanya...

“... Barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh,
niscaya Dia akan memberikan jalan keluar kepadanya.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada diduga-duga...” (QS. Ath-Tholaq: 2-3).

“Jika kamu berbuat baik,
maka kamu berbuat baik buat dirimu sendiri...”
(QS. Al-Isro: 7).
“Dan berbuat baiklah kepada siapapun,
sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu...”
(QS. Al-Qoshosh: 77).

“Siapa yang mau memberi pinjaman kepada Alloh berupa pinjaman yang baik,
maka Alloh akan melipat-gandakan pembayarannya dengan kelipatan yang banyak.
Dan Alloh menyempitkan dan melapangkan (rezeki),
dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Baqoroh: 245).

“Siapa orang yang ingin doanya terkabul
dan terbebas dari kesulitannya,
maka hendaklah dia
mengatasi (membantu) kesulitan/penderitaan orang lain.”
(HR. Ahmad).

Semoga kita selalu merasa terketuk hati dan peduli terhadap kesususahan, penderitaan dan kekurangan orang lain, lalu mau membantu dan membereskannya. Insya Alloh, aamiin......

>>>>>>>>kajian.dan.motivasi-diri******                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

No comments:

Post a Comment