3 JEMBATAN BERBAHAYA
DALAM PERJALANAN
DUNIA MENUJU AKHIRAT
(TENTANG:
KELAHIRAN, KEMATIAN
DAN PENGADILAN KIAMAT)
Andai kita
menapaki jalan-jalan di bumi ini, tentu kita akan menemukan
bagian-bagian jalan yang terputus. Maka untuk menyambung satu sama
lainnya diperlukan adanya jembatan penghubung.
Kehidupana
ini adalah laksana sebuah perjalanan. Kehadiran kita di muka bumi ini tidaklah
secara tiba-tiba. Ada proses-proses perhubungan yang saling berkaitan. Sampai
akhirnya kita berhenti untuk selama-lamanya di akhirat nanti.
Di antara
perjalanan hidup dari dunia sampai akhirat, ada 3 JEMBATAN yang pasti
dilalui oleh setiap manusia, dan ini mengandung BAHAYA yang harus
diwaspadai.
Inilah 3
JEMBATAN BERBAHAYA itu......
SATU: JEMBATAN KELAHIRAN
“Kelahiran”
adalah bagaikan sebuah “jembatan” yang menghubungkan manusia dari alam
rahim (di perut ibu) menuju alam dunia (di alam semesta).
Firman
Alloh:
“...
Agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim (perut ibu) apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah Kami tentukan, kemudian Kami keluarkan
(lahirkan) kamu sebagai bayi...” (QS. Al-Hajj: 5).
“...
Ibumu mengandungnya dengan terbebani dan melahirkannyapun terbebani...” (QS.
Al-Ahqof: 15).
“...
Kemudian kamu hidup sampai tua...” (QS. Al-Mukmin: 67).
“... Dan
di antara kamu ada yang Kami wafatkan sebelum itu (sewaktu melahirkan)...” (QS.
As-Sajdah: 67).
Dengan demikian,
saat melahirkan adalah merupakan suatu momen yang kritis dan mengerikan:
sebagai detik-detik pertaruhan nyawa seorang ibu dan anak yang dilahirkannya.
Saat itu, bisa saja ibunya meningggal atau anaknya yang meninggal, bahkan bisa
saja kedua-duanya mati berbarengan.
Maka,
banyak-banyak bersyukurlah kita kepada Alloh yang sudah menyelamatkan kita dari
jembatan yang pertama itu, dan kita bisa menikmati hidup hingga hari ini.
DUA: JEMBATAN KEMATIAN
Saat jatah
umur kita di dunia ini sudah habis, maka kita akan masuk ke alam kubur (sebelum
alam akhirat sepenuhnya). Sebagai “jembatan” yang menghubungkan kita ke
alam kubur ialah “kematian”.
Dalam hal
ini, yang sangat mengerikan/menakutkan bukanlah proses kematian itu, tapi “sesuatu”
yang akan terjadi sesudah mati dan masuk ke alam kubur itu. Sebab, sesudah itu
tidak bisa lagi kembali ke alam dunia ini (sebagai penyesalan atau ingin
merubah keadaan diri).
Di situlah
letaknya BAHAYA dari JEMBATAN KEMATIAN itu...!
Sabda
Rosululloh:
“Kuburan
itu laksana sebuah lubang: dari lubang-lubangnya taman surga, atau:
lubang-lubang yang menuju neraka.”
“Maka
jika seorang hamba selamat di dalam kubur, sungguh dia beruntung dan
berbahagia; dan apabila dia rugi, niscaya rugilah seluruh akhiratnya.”
“Orang
yang selamat” di alam kubur ialah orang yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dengan benar. Kemampuan menjawab itu bukan
karena dia sudah hafal sewaktu masih di dunia, tapi karena adanya “amal
sholih” yang sudah dia kerjakan saat di dunia ini. Sebagaimana sabda
Rosululloh ini:
“Mintalah
ampunlah untuk kawanmu (yang akan dikubur) ini dan minta kepada Alloh semoga
diberi keteguhan, karena sesungguhnya dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud).
“Bila
kamu sudah mengubur saya, maka berdirilah di kuburanku selama kira-kira seperti
orang menyembelih kambing lalu dibagi-bagikan dagingnya, agar aku merasa dekat
dengan kamu, dan sampai aku selesai menjawab pertanyaan utusan Tuhan.” (HR.
Muslim).
Urusan di
alam kubur sudah berbeda dengan urusan di alam dunia. Yang menentukan
baik-buruknya di alam kubur bukanlah kepandaian dan kecerdasannya, melainkan
amal-amal yang telah dikerjakan di dunia ini.
“Apabila
ditiup sangkakala, maka hari itu adalah hari yang sulit, dan bagi orang-orang
kafir bukanlah urusan yang mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).
Dengan
demikian, “jembatan kematian” ini menjadi isyarat tentang perolehan
nasib kita di jembatan ketiga nanti (pengadilan akhirat). Baik dan buruknya
sudah bisa diperkirakan dari jembatan kedua tersebut.
TIGA: JEMBATAN PENGADILAN AKHIRAT
Inilah
jembatan yang terakhir: “Pengadilan Akhirat” (yaumul-qiyamah/hari
berdiri, yaumud-din/hari agama, yaumul-hisab/hari
perhitungan, yaumul-akhir/hari terakhir). Intinya, ialah manusia sudah
berada di titik terakhir perjalanan hidupnya. Di sinilah hari penentuan, di
mana semua manusia akan diperhitungkan, diadili dan diputuskan tentang
amal-amal yang sudah diperbuatnya selama di dunia. Tiada seorangpu yang bisa
lolos dari pengadilan ini.
“Kami
akan memasang timbangan yang akurat pada hari kiamat, maka tidalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan sekalipun (amal itu) seberat biji yang
kecilpun, pasti Kami mendatangkan (balasan)-nya. Dan cukuplah bagi Kami yang
membuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47).
Setelah selesai
prosesi pengadilan itu, manusia akan menerima sebuah kitab yang berisi
tentang cetatan-catatan amal mereka.
Ada di
antara mereka yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan, ini pertanda
yang baik (selamat)...
“Adapun
orang-orang yang diberikan kitab kepadanya dari sebelah kanannya, maka dia
berkata: ‘Ambilah, bacalah kitabku. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku’.
Maka orang ini berada dalam kehidupan yang diridhoi.” (QS. Al-Haqqoh: 19-21).
Dan, ada
yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kiri...
“Adapun
orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:
‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini’.
Wahai kiranya
kematian itulah yang menyelasaikan segala sesuatu.
Telah hilang
kekuasaanku dari padaku.” (QS. Al-Haqqoh: 25, 27, 29).
Setelah membaca
kitab mereka, tahulah mereka tentang baik-buruknya amal-amal mereka sewaktu di
dunia itu...
“Apabila
sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
Barangsiapa
yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat
keberuntungan.
Dan barangsiapa
yang riongan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di neraka Jahannam.” (QS. Al-Mukminun:
101-103).
Dan,
terakhir sekali, mereka akan digiring ke tempat terakhir mereka masing-masing,
yang di dalamnya mereka abadi selama-lamanya...
“Orang-orang
kafir digiring ke neraka Jahannam secara berombong-rombongan...
Dan orang-orang
yang bertakwa kepada Tuhan mereka, mereka digiring ke surga secara
berombong-rombongan pula...” (QS. Az-Zumar: 71 dan 73).
KESIMPULAN
Bagi kita
yang telah diberi kesempatan oleh Alloh hingga hari ini, maka ada 2 JEMBATAN
lagi yang akan kita lewati. Tiada seorangpun yang bisa menolong kita, sekalipun
itu orang tua, anak, suami, isteri, saudara, teman dan yang lainnya. Karena kita
sudah memasuki/berada di wilayah akhirat, dan alam kubur adalah pintu awal
masuknya.
RENUNGAN
Yang patut
kita renungi ialah tentang keselamatan diri ini dan orang-orang yang kita
cintai...
Adalah sungguh mengerikan,
bila kita celaka di jembatan kedua (kematian/alam kubur) yang akan disusul di
jembatan yang ketiga (pengadilan akhirat).
Ya! Hanya satu
yang bisa menyelamatkan kita, yakni: amal sholih.
Nah,
mumpung masih ada kesempatan, mari kita kumpulkan amal-sholih
sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya......
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal sholih, bagi mereka adalah surga Firdaus
sebagai tempat tinggal.
Mereka kekal
di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS. Al-Kahfi: 107-108).
Semoga Alloh
selalu menunjuki dan membimbing kita di jalan-Nya...
Barokallohu
lii wa lakum...
**********
No comments:
Post a Comment