Wednesday, November 25, 2015

HUKUM YANG TUMPUL KE ATAS DAN TAJAM KE BAWAH, SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN SUATU NEGERI



HUKUM YANG TUMPUL KE ATAS DAN TAJAM KE BAWAH,
SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN SUATU NEGERI


SEKILAS TENTANG HUKUM

HUKUM... adalah merupakan salah satu bagian dari berdirinya suatu negara.
Dengan adanya HUKUM, negara berhak mengadili rakyatnya yang melanggar peraturan.
Dan, dengan adanya HUKUM, semua orang (rakyat maupun pejabat) harus berhati-hati dalam melakukan suatu aksi (ucapan dan tindakan).
Umumnya, HUKUM dituntut untuk berlaku adil (seimbang, tidak memihak). Sebab, HUKUM yang adil merupakan salah satu fondasi untuk memperkuat keberadaan suatu negara yang aman dan damai.


PERJALANAN HUKUM

Dalam prakteknya di lapangan, terbukti banyak HUKUM yang berjalan tidak adil. Para penegak HUKUM masih memilih-milih siapa yang pantas untuk dihukum. Standarnya bukan lagi kebenaran. Maka akibatnya ialah: banyak orang yang tidak bersalah dihukum, dan orang yang jelas-jelas salah malah lepas dari jerat-hukum. Atau, maling ayam yang nilainya hanya puluhan ribu rupiah ditangkap, digebuki dan dipenjara, tapi koruptor yang nilainya milyaran rupiah malah sulit terkena hukum bahkan bebas hidup dengan tenang dan kenyang!
Kalau HUKUM sudah demikian adanya..., itulah yang dikatakan: HUKUM YANG TUMPUL KE ATAS DAN TAJAM KE BAWAH. Artinya, orang-orang yang memiliki status sosial tinggi (seperti: pejabat, konglomerat, milyarder, usahawan, jutawan dan yang lainnya), mereka kebal HUKUM; tapi orang-orang yang status sosialnya rendah (seperti: rakyat biasa, maling teri, copet dompet dan yang lainnya), mereka tidak bisa lepas dari jerat-hukum.


BERKACA PADA SEJARAH

Setelah Rosululloh dan tentara Islam dari Madinah selesai menaklukkan Mekkah pada peristiwa Futuh Mekkah (Pembebasan Mekkah), terjadi sebuah pencurian perhiasan oleh seorang wanita yang bernama Fathimah binti Al-Aswad Bin Abdul Asad bin Abdulloh bin Amer bin Makhzum suku Quraisy. Perempuan ini adalah anak keturunan bangsawan.
Peraturan tradisi Bangsa Arab jahiliyah saat itu, bahwa orang yang mencuri itu harus dipotong tangannya. Setelah ajaran Islam datang, peraturan potong tangan itu diperkuat kedudukannya, sesuai ayat ini:

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
maka potonglah keduanya, sebagai pembalasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan
dan sebagai siksa dari Alloh. Dan Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Maidah: 38).

Keluarga dan kaum kerabat Fathimah puteri Al-Aswad itu kemudian memohon bantuan Usama bin Zaid, agar menemui Rosululloh, untuk meminta keringanan hukum bagi Fathimah itu, yakni: jangan dihukum potong tangan.
Sabda Rosululloh dengan tegas dan keras: “Apakah kamu akan membicarakan kepadaku tentang hukuman dari hukum-hukum Alloh itu? Apakah kamu akan menolong orang yang telah melanggar hukum dari hukum-hukum Alloh itu?
Jawab Usamah dengan gemetar: “Ampunilah aku, ya Rosululloh.”
Kemudian Rosululloh mengumpulkan orang banyak, setelah itu beliau dengan tegas menyampaikan peringatannya sehubungan dengan kasus pencurian oleh Fathimah binti Al-Aswad itu:

“Wahai manusia!
Bahwa sesungguhnya yang menghancurkan manusia terdahulu sebelum kalian, ialah: Sesungguhnya mereka apabila mencuri di kalangan mereka orang-orang bangsawan,
mereka membiarkannya (tidak menghukumnya);
dan apabila yang mencuri di kalangan mereka orang-orang yang lemah, mereka menegakkan hukum atasnya.
Dan demi Dzat Yang menguasai diri Muhammad di tangan-Nya,
seandainya benar Fathimah puteri Muhammad mencuri,
sungguh aku akan memotong tangannya!”


Tegas, keras, tanpa pilih kasih dan tanpa ampun..., begitulah Rosululloh dalam menegakkan hukum. Sebab, tidak ada orang yang bisa menolong orang lain dari siksa Alloh, sekalipun itu Rosululloh sendiri.
Kalau penegakkan hukum seperti itu, barulah sebuah negeri akan terhindar dari badai-kehancuran dari langit. Itulah negeri... “Baldatun thoyyibatun wa Robbun Ghofuur”. (QS. Saba: 15).


RENUNGAN

Mari kita tengok..., bagaimana perjalanan hukum di negeri yang kita pijak ini? Rasanya, kita tak perlu lagi membacakannya lebih jauh...!

Wahai para penegak hukum! Hukumlah dirimu juga, jika memang bersalah, jangan hanya menghukum orang lain yang salah...!
Wahai maling! Janganlah berteriak “maling!” pada orang lain, kalau dirimu sendiri malah maling kelas kakap...!
Wahai para pembela hukum! Janganlah membela orang-orang yang membayarmu saja, padahal belum tentu mereka itu dalam kebenaran. Dan janganlah kamu biarkan orang-orang yang lemah ditindak oleh hukum yang keras, padahal mereka hanya bersalah karena kesalah-pahaman saja...!

Semoga Alloh selalu membimbing kita dan orang-orang yang menegakkan hukum di antara kita.
Barokallohu lii wa lakum. Aamiin......

************


Tuesday, November 24, 2015

PEMIMPIN YANG TIDAK AHLI, SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN BAGI SUATU NEGERI



PEMIMPIN YANG TIDAK AHLI,
SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN
BAGI SUATU NEGERI


SEBUAH KAJIAN


Setelah ZINA sebagai “salah satu penyebab kehancuran suatu negeri”, maka “penyebab lainyang bisa “menghancurkan suatu negeri” ialah... PEMIMPIN YANG TIDAK AHLI.

Sabda Rosululloh SAW. menegaskan:
“Jika kamu menyerahkan suatu urusan kepada orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah saatnya (kehancuran).”
(Al-Hadits).

Orang yang diserahi suatu urusan”, maka dia akan menjadi “PEMIMPIN” dalam menangani urusan tersebut.
Dan..., PEMIMPIN YANG TIDAK AHLI (singkat: PYTA) ialah... “pemimpin yang tidak memiliki kemampuan keilmuan dan tidak sesuai dengan karakter dirinya dalam hal kepemimpinan”.

Dalam hal ini, PYTA terbagi dalam 2 sosok pribadi:

Pertama: SOSOK ORANG BODOH
Bodoh” bisa ditujukan kepada orang yang “tidak bisa baca-tulis, berotak tumpul, berpikiran sempit,  tidak cerdas, tidak mandiri, dan yang lebih parah lagi ialah tidak mengenal Tuhan (Alloh)”.
Bisa juga, “bodoh” itu ditujukan kepada orang yang karakter/jiwanya egois, tidak mau memahami pandangan orang lain, dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Nah, dapat dibayangkan ketika “orang bodoh” itu jadi pemimpin (Al-Imam Al-Jahil). Sudah tentu akan banyak keputusan-keputusan hukum yang salah dan terbalik: yang salah dibenarkan dan yang benar di salahkan, yang halal dipermasalahkan (dipersulit) dan yang haram dibiarkan (diizinkan). Sebab, dia sudah tidak mau peduli lagi dengan yang namanya “halal dan haram” itu. Yang ada di otaknya hanyalah soal kepentingan dan keuntungan yang bisa didapatnya.
Selain itu, tentu makan banyak tindakan-tindakan kezholiman. Sebab, dia bertindak hanya berdasarkan kepentingan material untuk di dunia ini saja. Dia tidak takut dengan azab Alloh. Yang paling dia takuti ialah perut lapar, gengsi merosot, jabatan dirampas orang dan hal-hal kerugian duniawi lainnya. Makanya, apapun dia lakukan untuk mempertahankan eksistensi dirinya: “Yang gue menang, yang penting gue senang...!”

Dengan demikian, pemimpin yang bodoh itu tidak memiliki program-program yang jitu untuk masa kerja jangka pendek dan jangka panjang.  
Itulah kenyataannya! Pemimpin yang bodoh itu tidak membawa kemajuan bagi orang-orang dan wilayah yang dipimpinnya. Karena memang, sudah menjadi sunnatulloh, bahwa dia akan berakhir pada kehancuran...!

Kedua: SOSOK ORANG PEREMPUAN
Orang yang bukan ahlinya” bagian kedua dari hal kepemimpinan itu ialah SOSOK ORANG PEREMPUAN.
Dalam ajaran Islam, perempuan tidaklah boleh dijadikan sebagai pemimpin bagi orang banyak atau suatu wilayah yang di dalam banyak kaum laki-laki. Dengan tegas Al-Quran menjelaskan:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita,
sebab Alloh sudah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita),
dan karena kaum laki-laki telah menafkahkan (kepada wanita) sebagian harta mereka...”
(QS. An-Nisa: 34).

Dengan jelas, perempuan itu kedudukannya ada di bawah posisi laki-laki. Sebab itu, tidaklah patut perempuan menjadi pemimpin melebihi kaum laki-laki.
Kenapa?
Seorang pemimpin dalam ajaran Islam, tidaklah hanya mengurusi masalah-masalah di kantor dan rakyatnya semata. Tapi juga, dia harus jadi pemimpin (imam) dalam sholat. Sedangkan perempuan, dia memiliki dua-rutinitas alamiah yang tidak bisa dihindarinya, yakni: haidh (menstruasi) dan nifas (melahirkan). Ditambah lagi, dia harus mengurusi urusan rumah tangga dan anak-anaknya.
Hal-hal lainnya yang membuat perempuan tidak layak jadi seorang pemimpin di atas laki-laki, ialah:
·         Lemah dalam hal akal/logika. Perempuan lebih banyak menggunakan perasaannya daripada otak atau pikirannya.
·         Lemah dalam hal persaksian. Untuk menjadi saksi, perempuan harus ada dua orang, sedangkan laki cukup satu orang.
·         Lemah dalam hal warisan. Perempuan mendapat warisan satu-bagian, sedangkan laki-laki mendapat dua-bagian.
·         Lemah dalam hal fisik. Perempuan cenderung dipandang lemah kekuatan tenaga dirinya, sekalipun berbadan besar dan tinggi. Bentuknya tubuhnya selalu dipandang sebagai penebar seksualitas dan gairah birahi (bagi laki-laki).
·         Lemah dalam hal perjalanan. Perempuan dalam perjalanan (bepergian) harus disertai mahromnya (suami atau kaum kerabatnya), apalagi untuk perjalanan yang cukup jauh sampai berhari-hari.

Dan, masih ada hal-hal lainnya yang menjadi alasan bahwa perempuan tidak boleh jadi pemimpin (selama itu masih ada dan banyak kaum laki-laki).
Catatan:
Bila seorang perempuan menjadi pemimpin, sedangkan dia cantik, masih perawan atau sudah janda, sudah tentu hal tersebut akan menjadi ruang-fitnah yang terbuka lebar. Pastilah banyak laki-laki yang akan menggoda dan merayunya, bahkan mungkin anak buahnya juga banyak yang naksir padanya. Kalau hal ini sampai terjadi, sungguh itu merupakan kesongongan yang sangat menghinakan dan merusak citra dan kedudukan seorang pemimpin.
Di antara laki-laki yang songong itu tentu ada yang berceloteh: “Habis... pemimpinnya cantik sih, singel lagi... Dia kan sebagai pemimpin di kantor, tempat kerja, tapi kalo di luaran mah, dia bukan pemimpin saya lagi... Jadi, apa salahnya kalo saya naksir dia? Hehehe......!”

Nah, kalau anak-buah atau bawahan sudah songong-blengong seperti itu, bukankah itu merupakan alamat-kehancuran bagi sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang perempuan itu?

RENUNGAN

Itulah dua-sosok dari “orang yang bukan ahlinya (dalam suatu urusan)” yang dimaksud dalam pernyataan sabda Rosululloh di atas itu. Dua-sosok itu ialah “orang bodoh” dan “orang perempuan”.
Maka, ketika “dua-sosok orang yang bukan ahlinya” menjadi pemimpin, maka dengan sangat logis... “tunggulah saat-saat yang akan terjadi di negeri yang dipimpinnya itu, yakni: sebuah kehancuran”!

Oleh sebab itu, kita harus cerdas dan tidak sembarangan dalam memilih seorang pemimpin. Kalau kita komitmen dengan ajaran Islam, maka hindarilah seorang pemimpin dari sosok “orang bodoh dan perempuan”.
Semoga Alloh ‘Azza wa Jalla selalu membimbing dan menunjuki kita dalam segala urusan di dunia ini.
Barokallohu lii wa lakum. Aamiin......

************


Saturday, November 21, 2015

ZINA, SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN SUATU NEGERI



ZINA, SALAH SATU PENYEBAB
KEHANCURAN  
SUATU NEGERI

             ZINA...
dalam pengertian ajaran Islam, ialah “persetubuhan (hubungan seksual) antara laki-laki dan perempuan di luar nikah”.
Akibat-buruk yang ditimbulkan oleh zina ialah sangat mengerikan, sebagaimana sabda Rosululloh ini: 
Apabila telah merajalela perzinaan di suatu negeri,
berarti Alloh telah mendapat izin untuk menghancurkan negeri itu.”
(HR. Abu Ya’la).

            Kehancuran yang diturunkan oleh Alloh bagi suatu negeri , bisa berupa badai tornado, banjir besar, gunung meletus dan yang lainnya.

Mari kita tengok negeri kita ini...
Fenomena perzinaan di negeri yang sedang kita pijak ini, ternyata terus berjalan dan mendapat tempat di tengah sebagian besar masyarakat. Sebab, pihak pemerintah setempat sendiri tidak melakukan usaha yang maksimal untuk memberantas zina sampai ke akar-akarnya.
Malah yang terjadi, tempat-tempat perzinaan dilokalisasi secara resmi, mendapat izin dan dilindungi!

LARANGAN DALAM ISLAM
Konsep larangan tentang zina menurut Al-Quran, tidaklah langsung mengarah kepada aksi atau perbuatan zina secara praktek. Tapi, jauh sebelum perbuatan zina itu terjadi, Alloh sudah mengumumkan “pemblokiran” terhadap “jalan-jalan yang mengarah kepada terjadinya aksi/perbuatan zina” itu. Sebagaimana dalam firman-Nya ini:
“Dan janganlah kamu mendekati zina.
Sebab zina itu adalah perbuatan yang menjijikkan, dan merupakan jalan yang buruk.”
(QS. Al-Isro: 32).

Adapun “jalan-jalan (sebab-sebab)” yang mengarah kepada perbuatan/praktek zina, antara lain ialah:  
Ø  Pandangan mata (laki-laki atau perempuan) yang tidak terkontrol.
Ø  Ucapan, bacaan, film dan gambar/foto yang bersifat pornografi.
Ø  Berpakaian yang btidak menutupi aurat (bagi perempuan).
Ø  Memperlihatkan/memamerkan keindahan bentuk tubuh.
Ø  Pergaulan dan pertemuan yang bebas antara laki-laki dan perempuan.
Ø  Dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan rangsangan nafsu birahi (seksual).

Oleh karena itu, Alloh sudah memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan yang beriman agar mereka:
Ø  Kepada laki-laki: menundukkan/menahah pandangan mata dan menjaga kehormatan.
Ø  Kepada perempuan: menundukkan/menahan pandangan mata, menjaga kehormatan dan menutup aurat seluruh tubuh (dengan kerudung, jilbab, hijab).
Ø  Tidak berdua-duaan (khalwat) antara laki-laki dan perempuan tanpa ada mahrom yang menyertainya.
Ø  Menghindari pergaulan dan pertemuan-bebas antara laki-laki dan perempuan.
Ø  Mencegah hal-hal yang bersifat pornografi (ucapan, perbuatan, buku, film, video, gambar/foto dan yang lainnya).
Demikianlah beberapa peringatan untuk memblokir jalan-jalan yang mengarah kepada terjadinya perzinaan itu. 
Di samping itu, kita perlu untuk terus menambah ilmu-ilmu ajaran Islam agar fondasi iman dan akidah kita bertambah kokoh pula.

AKIBAT-BURUK ZINA
Beberapa akibat-buruk dari perzinaan ialah, antara lain:

  •          Kacaunya asal-usul keturunan. Sebab, dalam perzinaan, laki-laki dan perempuan berhubungan badan (seksual) bebas dengan siapa saja, lebih dari satu orang.

  •          Munculnya sikap minder, rendah diri dan terhina pada jiwa anak-anak yang lahir dari hubungan zina itu. Sebab, mereka akan mendapat ejekan, penjauhan dan sebutan sebagai “anak haram” dalam pergaulannya (yang tidak jelas siapa bapak mereka yang sebenarnya).

  •        Rusaknya kerukunan dalam rumah tangga, karena adanya perselingkuhan-perselingkuhan di luar rumah.

  •          Berkembangnya penyakit-penyakit berat yang sulit disembuhkan hingga hari ini, seperti: raja singa, sypilis, AIDS, HIV dan yang lainnya.


Dan...
Puncak-akhir dari akibat-buruk perzinaan ialah: kehancuran bagi suatu negeri (oleh azab Alloh) di mana perzinaan itu terjadi! Sungguh, suatu kehancuran yang tidak akan bisa dihalangi oleh siapapun...!!!


BEBERAPA KETERANGAN ROSULULLOH
Beberapa keterangan dari Rosululloh yang berkaitan dengan permasalahan zina, antara lain ialah:
1.        
“Seseorang tidak akan berzina jika dia benar beriman.”
(HR. Bukhori dan Muslim).

2.        
“Jika seseorang berzina, nmaka keluarlah imannya seperti asap yang menutupi kepalanya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmizy).

3.        
Ibunu Mas’ud bertanya: “Ya Rosululloh, dosa apa yang besar di sisi Alloh?”
Sabda Rosululloh: “Berzina dengan isteri tetanggamu (salah satunya).”
(HR. Muslim).

4.        
Malaikat Jibril mengajak Rosululloh berjalan ke sebuah dapur api besar.
Di dalamnya banyak orang laki-laki dan perempuan yang telanjang.
Tiba-tiba keluar api dari lantainya.
Mereka menjerit-jerit kepanasan.
Rosululloh bertanya: “Siapakah mereka itu, wahai Jibril?”
Jawab Jibril: “Itulah laki-laki dan perempuan yang berzina, dan itulah azab mereka di hari kiamat nanti.”
(HR. Bukhori).

5.        
Wahai kaum muslimin! Takutlah kalian untuk berbuat zina.
Sebab, di situ ada enam perkara (sebagai akibatnya):
3 perkara untuk di dunia dan 3 perkara lagi untuk di akhirat.
Adapun 3 perkara di dunia ialah:
§  Hilangnya sinar di wajahnya.
§  Pendek umurnya.
§  Terus-menerus kesengsaraannya.
Adapun 3 perkara di akhirat ialah:
§  Mendapat murka Alloh.
§  Jelek hisabnya.
§  Azab neraka.”
(HR. Al-Baihaqi).

R E N U N G A N

Kita tentu tidak ingin negeri yang sedang kita tempati dan cintai ini hancur gara-gara sebagian orang  laki-laki dan perempuannya berzina di mana-mana! Sebab, azab Alloh itu tidak hanya menimpa orang-orang yang berbuat dosa saja, melainkan orang-orang yang tidak berbuat dosapun akan terkena juga akibat-buruknya itu!
Oleh karena itu, sebelum negeri ini rata menjadi tanah gersang oleh azab Alloh akibat perbuatan zina sebagian orang itu, mari kita hindari perbuatan terkutuk itu, mulai dari diri pribadi, keluarga hingga ke masyarakat umum.

Wahai para pengejar nafsu birahi...!
Wahai para petualang seksual...!
Wahai para pemburu daun muda...!
Sesungguhnya kalian tidak akan pernah mendapatkan kepuasan dari apa yang selalu kalian kejar dan buru itu...!
Sebab, dunia ini bukanlah tempatnya untuk memuaskan segala hasrat, keinginan dan nafsu di dada ini...!
Kalau memang kalian ingin mendapatkan puncak kepuasan yang sebenarnya, maka berusahalah untuk bisa masuk ke dalam surganya Alloh, karena di sana banyak bidadari-bidadari yang akan melayani kalian sampai puas yang sebenar-benarnya puas! Dengan syarat: bertakwalah kepada Alloh selama hidup di dunia ini...!

Semoga Alloh selalu membimbing dan menunjuki jalan hidup kita ini hingga akhir hayat.
Barokallohu li wa lakum. Aamiin...

>>> Untuk melengkapi kajian ini,
baca pula: “MENGEJAR BIDADARI-BIDADARI”
di: sabdaalqushwa.blogspot.com


*********