·
PEMIMPIN MELUPAKAN JANJI
·
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) NAIK
·
RAKYAT RESAH
·
“SAKITNYA TUH DI SINI...!”
_________________________
Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu melalui
proses pemikiran dan perhitungan yang masak dan logis berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan demi menutupi kepentingan-kepentingan lain yang
mungkin lebih besar manfaatnya.
Tapi, kalau yang naik itu hanya harga bensin, solar,
pertamax, oli dan minyak-minyak sejenis lainnya saja, tentu rakyat kebanyakan
tidak akan resah, gelisah, mengeluh dan mengaduh.
Masalahnya ialah, karena BBM itu adalah inti bagi operasional-pekerjaan di
semua sektor, maka ketika harga BBM naik, tentu saja biaya transportasi dan
produksi serentak naik. Imbasnya ialah seluruh harga barang-barang dan jasa,
tak bisa ditahan, jelas ikut naik.
Wajarlah... kalau sebagian besar rakyat menolak kenaikan
harga BBM. Sebab, naiknya harga-harga = belum tentu diiringi oleh naiknya
pemasukan keuangan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan ke
bawah.
Ya, akhirnya rakyat hanya bisa menerima pasrah diiringi
rasa pusing di otak dan sesak nafas di dada...
Sakitanya tuh di sini,
pas kena di hati...
Pusing dan sesak...
melihat harga-harga naik, sementara pendapatan keuangan tak ada kenaikan...
Siapa yang salah?
Pemimpin ataukah rakyat?
Pemimpin mungkin tidak mau disalahkan. Karena dia punya hak
dan kekuasaan untuk memutuskan masalah, yang bisa jadi hal itu tidak bisa
dipahami oleh rakyatnya, padahal lebih besar keuntungannya buat mereka.
Nah, daripada saling salah-menyalahkan, lebih baik menjawab
pertanyaan ini:
Siapa yang memilih
pemimpin?
Jawabnya: rakyat!
Berarti, “krisis”-nya
ada di rakyat!
Salah satu hal yang sangat penting: rakyat harus cerdas dalam memilih
pemimpin!
Jadi, koreksi dulu rakyatnya... sebelum menyalahkan
pemimpinnya. Atas dasar apa mereka memilih pemimpin: Apakah karena ketampanannya,keluguannya,kesederhanaannya,
kekayaannya, titelnya...?
Satu hal yang harus digaris-bawahi: jangan terpesona oleh penampilan-luarnya calon pemimpin, sementara
belum tahu-sejatinya isi-isi di dalam dirinya!
Dalam ajaran Islam, poin inti yang harus dimiliki seorang pemimpin
ialah rasa takut
dan taat kepada Alloh!
“Tanpa rasa takut + taat
pd Alloh, taklah ada pemimpin yg jujur + lurus. Omong kosong yg ada! Jangankn rakyat, Tuhan aja diboongin
!!” (Twitter: @sabda_al).
Lihat saja pada kenyataannya...!
Hampir semua pemimpin negara disumpah, yang beragama Islam
disumpah dengan Kitab Suci Al-Quran:
“Demi Alloh, saya akan
melaksanakan...” (dan seterusnya yang berisi “janji” dan “kesiapan menjalankan
tugas dengan baik”).
Tapi dalam menjalankan tugasnya, banyak para pejabat yang
menyelewengkan jabatannya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya hingga
melakukan tindakan korupsi.
Bukankah itu merupakan tindakan “pembohongan”?
- · Pembohonghan terhadap rakyat, yakni dengan mengingkari janji-janji yang sudah diucapkannya.
- · Pembohongan terhadap Tuhan, yakni dengan mengabaikan sumpahnya di bawah Kitab Suci.
“Dan demikianlah Kami
jadikan pada setiap negeri ialah penjahat-penjahat kakap untuk melakukan
tipu-daya di dalam negeri itu. Dan mereka tidak melakukan tipu-daya melainkan
terhadap diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-An’am:
123).
Dalam perjalanan sejarah Islam, para pemimpin yang takut
dan taat pada Alloh telah dicontohkan oleh pribadi Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar
Bin Khaththob, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib, sebagai generasi teladan-awal
setelah Rosululloh. Diteruskan kemudian oleh para pemimpin yang takut dan taat
pada Alloh lainnya, hingga hari ini.
Itulah figur-figur pemimpin yang takut dan taat pada Alloh.
Mereka tidak ambisi terhadap jabatan. Tapi dalam menjalankan kepemimpinannya,
mereka sangat hati-hati: lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada dirinya sendiri. Karena mereka
sangat menyadari sabda Rosululloh ini:
“Setiap kamu adalah
pemimpin, dan setiap kamu akan ditanyakan tentang kepemimpinannya itu (di
akhirat).”
Ya!
Hanya orang-orang yang takut dan taat pada Alloh sajalah
yang menjadikan jabatan sebagai ladang untuk beramal-sholih dalam rangka
menyiapkan bekal menuju akhirat.
Dan hanya para pemimpin seperti mereka sajalah yang
mengajak rakyatnya menuju jalan keselamatan dunia dan akhirat...
“Balasan mereka di sisi
Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridho terhadap mereka dan merekapun
ridho kepada-Nya. Demikian itulah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah: 8).
Barokallohu lii wa
lakum...
****************************05122014,
NA
No comments:
Post a Comment