SABDA
AL-QUSHWA
“Siapa
yang beriman kepada Alloh dan kepada hari kiamat,
maka
muliakanlah tamunya...”
(HR.
Bukhori – Muslim).
Tamu adalah
orang yang datang ke tempat atau rumah kita. Ada tamu yang dekat dan ada tamu
yang jauh; ada tamu yang kita kenal dan ada tamu yang tidak kita kenal.
Siapapun mereka, kita diperintahkan untuk memuliakan tamu-tamu tersebut. Yakni,
menyambut dan melayaninya secara baik (dalam batas-batas yang diperintahkan
agama) hingga mereka pulang.
Dari sekian
banyak tamu-tamu yang datang mengunjungi kita, tentu ada tamu misterius –yang
kita tidak bisa mengenalinya.
Siapakah tamu misterius itu?
Tamu misterius ini adalah malaikat
yang menyerupai manusia (bisa
orang kita kenal atau yang tidak kita kenal).
Sebagai
contoh penyerupaan malaikat ke dalam bentuk rupa manusia yang telah terjadi,
antara lain ialah:
·
Ketika datang bertamu kepada Nabi Ibrohim ('alaihissalam).
“Sudahkah sampai kepadamu tentang cerita
tamu Ibrohim yang dimuliakan?”
“Ketika mereka masuk ke tempat Ibrohim lalu
mengucapkan: ‘Salam’. Ibrohim menjawab: ‘Salam,
wahai orang-orang yang tak dikenal’.” (QS. Adz-Dzariyat: 24-25).
·
Ketika datang menemui Nabi Muhammad (shollallohu ‘alaihi wa sallam).
Dalam Hadits
Arba’in
Imam Annawawy (hadits nomer 2)
dijelaskan, bahwa malaikat datang menemui Nabi Muhammad untuk meminta
keterangan tentang Islam, Iman, Ihsan dan Hari Kiamat. Setelah selesai, Nabi Muhammad
bersabda:
“Fa
innahu jibriilu ataakum yu’allimukum diinakum (Maka sesungguhnya dia itu
adalah Jibril. Dia datang mengajarkan kalian tentang Agama Islam).” (HR.
Muslim).
Lalu...
Kapankah
kemungkinan malaikat itu datang bertamu kepada kita (sebagai tamu misterius)?
Kemungkinannya
ialah pada dua saat besar dalam
perjalanan hidup kita ini --yang mana
kita tidak menyadari akan kehadirannya...
Pertama:
saat dalam keadaan kaya
Saat itu
malaikat datang menyerupai bentuk manusia sebagai orang miskin yang
meminta-minta dengan pakaian compang-camping, kurus, dekil, kusut dan
menjijikkan. Tujuannya ialah untuk menguji: apakah orang kaya itu pemurah atau
kikir.
Kedua: saat
dalam keadaan miskin
Saat itu malaikat datang sebagai orang kaya (bos,
saudagar, konglomerat, pengusaha, dll.) untuk memberi bantuan. Ini bisa
dikatakan sebagai anugerah terbesar Alloh yang tidak bisa diduga-duga
keberadaannya.
Catatan:
kedatangan malaikat yang menyerupai wujud manusia itu, akan membawa perubahan besar dalam kehidupan orang-orang yang didatanginya: Yang miskin
bisa mendadak menjadi kaya, dan yang kaya bisa berubah menjadi miskin.
Mari simak
baik-baik sebuah kisah yang disampaikan oleh Rosululloh ini (dari Abu Huroiroh,
riwayat Bukhori - Muslim):
Pada zaman
dahulu, ada tiga orang dari Bani Isroil yang menderita
suatu penyakit: ada yang kulitnya belang
(al-abrosho), ada yang kepalanya botak (al-aqro’a)dan ada yang matanya buta
(al-a’maa).
Kemudian
Alloh mengutus malaikat untuk menemui mereka satu per satu dan memberikan
pertolongan kepada mereka...
Tanya
malaikat: “Ayyu syai-in ahabbu ilaika (Sesuatu apakah yang paling engkau
sukai)?”
·
Jawab si belang: “Lawnun hasanun, wa jildun hasanun (Warna yang bagus dan kulit yang bagus)”
·
Jawab si botak: “Sya’run hasanun (Rambut
yang bagus)!”
·
Jawab si buta: “An-yaruddallohu ilaa bashorii, fa
ubshiron-naas (Sekiranya Alloh mengembalikan pandangan mataku, lalu aku
bisa melihat manusia).
Malaikat
itu kemudian mengusap kulit si belang, mengusap kepala si botak, dan mengusap
mata si buta. Dengan izin Alloh, ketiga orang berpenyakit itu sembuh dari
penyakitnya.
Kemudian
malaikat bertanya lagi: “Ayyul-maali ahabbu ilaika (Harta apa
yang paling kamu sukai)?”
·
Jawab si belang: “Al-ibilu (onta).”
·
Jawab si botak: “Al-baqoru (sapi).”
·
Jawab si buta: “Al-ghonamu (kambing).”
Dalam
beberapa tahun kemudian, ketiga orang tersebut sudah menjadi orang yang kaya
raya. Maka, saat itu datang lagi seorang malaikat dengan wujud-rupa orang
miskin yang kehabisan bekal di perjalanan.
Malaikat
itu pertama mendatangi si belang, katanya: “Rojulun miskiinun... fii safarii...
Aku adalah orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalananku. Mohonlah sudi
kiranya tuan memberikan seekor onta kepadaku...”
Jawab si
belang: “Al-huquuqu katsiirotun (Masih banyak hak-hak orang lainnya)!”
Kata
malaikat: “Ka-annii a’rifuka (Sepertinya aku kenal tuan).”
Si belang:
“Innamaa
waritstu haadzal-maala kaabiron ‘an kaabirin (Sesungguhnya harta ini
adalah warisan dari orang-orang tuaku)!”
Malaikat: “In
kunta kaadziban fa-shoyyarokallohu ilaa maa kunta (Jika tuan berdusta,
maka Alloh akan mengembalikanmu kepada keadaan seperti semula)!”
Lalu,
malaikat mendatangi si botak. Jawabannya sama dengan si belang. Dan terakhir
mendatangi si buta...
Jawab si
buta: “Qod kunta a’maa. Fa roddallohu ilayya bashorii. Fa khudz maa syi-ta...
(Sungguh aku dulu buta. Maka Alloh mengembalikan penglihatanku. Maka silahkan
ambil apa-apa yang kamu mau... Sesungguhnya aku tidak keberatan dengan apa-apa
yang kamu ambil karena Alloh ‘Azz wa Jalla).”
Kata malaiakat: “
Amsik maalaka. Fa innamaab-tuliitum.
Faqod rodhiyallou ‘anka. Wa sakhitho ‘alaa shoohibaika! (Jagalah hartamu. Sesungguhnya kamu hanyalah
diuji. Maka
Alloh telah ridho kepadamu,
dan Dia marah kepada dua temanmu itu)!”
Demikianlah,
sebuah renungan yang patut menjadi cermin bagi kita !!
Barokallohu lii wa lakum...
************na-06022015.