Tuesday, March 17, 2015

CINTA FIRA (SEBUAH MINI NOVEL)

CINTA FIRA
(Bukan Sembarang Cinta)

Ini adalah sebuah buku novel. Namun isi ceritanya mungkin tidak begitu panjang, sehingga saya (penulis) sempat menyebutnya sebagai "novel mini".

Fira... adalah tokoh sentral dalam buku ini. Dia adalah sosok perempuan yang menginginkan bisa masuk ke dalam surga di akhirat nanti.
Namun, mungkin perjalanan yang dia tempuh tidaklah bisa diterima oleh kebanyakan kaum wanita. Sebab, dia merelakan dirinya menjadi isteri muda (isteri kedua) dari seorang ustadz, yang nota-bene adalah mantan gurunya dulu sewaktu masih di SD (sekolah dasar).

Perjodohannya dengan mantan gurunya itu tidaklah ada unsur dorongan dari orang lain. Malah justeru, dia sempat merindukan mantan gurunya itu saat dia lulus dan meninggalkan sekolah dasar itu. Ada apa?
Ya, karena dalam hati Fira sudah ada rasa "suka" sejak SD itu, yang istilahnya biasa disebut sebagai "cinta monyet".

Dan, di saat Fira menjadi seorang janda itulah... dia bertemu lagi dengan mantan gurunya, yang katanya "ganteng" itu...

Lalu, bagaimana prosesi perjalanan selanjutnya itu...?
Ya, di samping penuh bunga-bunga yang indah dan romantis, tapi juga... banyak duri-duri yang menantang...!

Tapi, memang Fira sudah memantapkan hatinya untuk terus maju demi menggapai surga. Maka layaklah, kalau perjalanan cinta Fira itu diabadikan menjadi sebuah judul buku... CINTA FIRA.

CINTA FIRA... bukanlah sembarang cinta...!

Buku CINTA FIRA ini belum terbit secara umum. Saya baru mencetaknya hanya untuk pribadi saja.
Keinginan saya adalah MENJUAL naskah buku ini.
Ada yang minat ?!
Harga tawaran: Rp. 5jt.
Silahkan hubungi saya: Tlpn, sms, wa, line 08977745997, atau via komentar di blog saya ini. 

******

KATAKAN CINTA DENGAN PUISI (sinopsis/ringkasan)

KATAKAN CINTA DENGAN PUISI
(Melayang Di Alam Indah Penuh Pesona)

Ini adalah buku yang berisi puisi-puisi. Yakni, puisi-puisi tentang perasaan: cinta, rindu, cemburu, benci, kecewa dan penyesalan.

  • Untuk orang-orang yang sudah berusia tua, buku ini akan menjadi kenangan tentang masa muda dulu. Setidaknya, puisi-puisi dalam buku ini bisa mengembalikan ke perasaan di masa-masa yang sudah berlalu itu. Dengan membaca buku ini, mungkin saja bisa memberikan gairah baru dalam hidup ini, dan seakan-akan... bayangan masa lalu hadir kembali saat ini...
  • Dan untuk remaja, buku ini sudah tentu sangat membantu untuk menyatakan cinta, rindu atau cemburu... kepada seseorang yang digandrunginya. Sebab, mengungkapkan isi hati (yang berisi cinta), bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Nah, buku ini akan mencairkan kekeluan di lidah/bibir. 
Jadi, intinya... buku ini adalah untuk mempermudah penyampaian isi hati. Bisa ditulis di secarik kertas, atau disampaikan lewat SMS.

Adapun MENU/ISI buku ini ialah dibagi dalam 3 (tiga) kajian:
  1. Jatuh Cinta. Yakni, berisi puisi-puisi tentang perasaan jatuh cinta.
  2. Bertepuk Sebelah Tangan. Yakni, berisi puisi-puisi tentang perasaan yang belum jelas jawabannya dari seseorang, atau diacuhkan cintanya.
  3. Kecewa. Yakni, puisi-puisi tentang cinta yang ditolak, dikhianati atau diremehkan.
Dan, total puisi yang ada dalam buku ini lebih dari 100 buah. (Untuk lebih jelasnya, silahkan miliki buku ini).

Satu hal yang harus anda tahu, bahwa membaca buku ini akan membuat anda... seakan melayang di alam indah penuh pesona tanpa batas...


******

Monday, March 9, 2015

KONFRONTASI DENGAN JIN PENGGANGGU (PENGALAMAN NYATA KESURUPAN)



KONFRONTASI DENGAN JIN PENGGANGGU
(Berbagi Pengalaman Nyata)

Problematika hidup kadang membuat manusia lepas dari kendali otak yang wajar dan hati yang tenang. Jadilah pikiran kosong dan jiwa lengah. Saat itulah jin memiliki kesempatan untuk merasuk ke dalam raga orang seperti itu.

Inilah sebuah kisah nyata sebagai salah satu contohnya yang patut direnungi...

Sore itu isteri saya mengeluh badannya terasa lemas dan pegal-pegal. Lalu dia minum obat, dan sebentar kemudian dia tertidur.
Malam harinya dia terbangun sekitar pukul 23.00, dan mendekati saya yang masih melek menonton tivi. Dia tiduran di belakang saya, dan mengeluh “kepala terasa puyeng dan badan terasa berat”. Saya lalu meraba dahinya.

Tiba-tiba dia tertawa...
Saya merasa aneh...
Dia menepiskan tangan saya dari kepalanya dengan kasar. Lantas dia duduk, suaranya menggeram, matanya merah melotot, dan berteriak...
“Gue benci sama lu...!” katanya geram.
Sepuluh jari-jari tangannya menyerang wajah saya, laksana harimau hendak menerkam mangsanya. Beberapa menit terjadi adu-tangan. Tidak berapa lama saya berhasil meredam gerakan tangannya. Tangan kanan saya memegang ubun-ubun kepalanya. Saya tekan sambil mengalirkan energi dari dada ke ke telapak tangan, diiringi dengan bacaan ayat Kursi, surat An-Naas dan kalimat-kalimat zikir lainnya. Semakin dia berontak, semakin saya tekan ubun-ubunnya.
“Siapa kamu?!” tanya saya sedikit membentak, arahnya ialah kepada jin yang merasuki tubuh isteri saya itu.
Dia menggelengkan kepala. “Gue benci sama lu...!” teriaknya lagi.
“Siapa kamu? Muslim apa non-muslim kamu?” tanya saya lagi sambil terus membaca ayat Kursi dan bacaan lainnya.
Dia menggeleng sambil berontak-berontak. Saya tak melepaskan tekanan di ubun-ubun kepalanya itu. Karena di situlah konsentrasi penguasaan jin terhadap orang yang dirasukinya. Sehingga pikiran dan hati orang itu tidak berfungsi normal lagi.
“Mau apa kamu?” saya kejar terus dengan pertanyaan.
“Ikut, ikut di sini...” katanya sambil mengorok suaranya.
“Ikut sama siapa dan mau kemana?” tanya saya.
Dia menggeleng.
Rasanya saya tak perlu lagi basa-basi. Entah karena bandel atau bodoh, dia tidak mau menjawab beberapa pertanyaan saya itu. Saatnya untuk melakukan intimidasi.
“Pokoknya, dengan nama Alloh, saya minta kamu keluar dari sini!” kata saya tegas.
“Kasihan...” katanya sambil menggeram.
“Kasihan sama siapa?” tanya saya.
Dia menggeleng.
“Kamu pikir, dengan cara seperti ini kamu sudah kasihan dengan orang yang kamu rasuki ini?” tanya saya. “Justeru kamu sudah menyiksanya!”
Dia berontak dan menggeram. Saya berusaha mengkhusyukan bacaan ayat Kursi dan yang lainnya berselingan.

“Dengan nama Alloh, saya minta segera keluar!” kata saya.
“Nggak mau...” sambil menggeleng.
Saya perkeras bacaan ayat Kursi. Saya kunci gerakan-gerakan tangannya. Dia merasa terdesak.
“Gue pulang, gue pulang. Tapi lewat mana...?” katanya.
“Lewat tempat dari mana tadi kamu masuk!” jelas saya.
“Nggak mau...” dia menggeleng lagi.
Dia sepertinya mempermainkan saya. Saya tingkatkan bacaan ayat Kursi berulang-ulang.
“Kalo itu, gue juga bisa,” katanya.
Itu adalah tipuan jin, agar kita menghentikan bacaan-bacaan ayat-ayat Al-Quran dan timbul rasa tidak percaya diri dalam menghadapinya.
“Kalo memang bisa, coba baca! Ayo baca!” bentak saya.
Dia menggeleng.
Kemudian saya bacakan ayat Kursi, surat An-Naas dan kalimat-kalimat zikir lainnya ke dalam segelas air. Lalu saya tuangkan sebagiannya ke dalam mulut isteri saya itu, sebagiannya lagi saya usapkan ke wajahnya. Jin pengganggu itu berontak sekeras-kerasnya. Terjadi lagi adu-tangan yang seru.

Kembali telapak tangan kanan saya menempel di ubun-ubun kepalanya.
“Siapa kamu? Dari mana kamu? Dan mau apa kamu?” tanya saya dengan tekanan batin yang keras.
“Tuh... Gue di situ, di belakang lemari...” tunjuknya ke arah lemari plastik di mana tadi isteri saya tidur di sampingnya.
Saya merasakan kebandelan jin ini. Saya persempit gerakan-gerakannya. Saya usap lagi wajah isteri saya itu dengan air berisi bacaan-bacaan itu. Saya cari titik-titik sensitif yang paling terasa sakit di bagian tubuh isteri saya itu, mulai dari sekitar mata kaki, bagian bawah lutut, punggung dan bagian kosong di atas ketiak kiri-kanan. Jin itu merasakan sakitnya.

Setelah membaca ayat Kursi, saya sambung dengan surat Fushilat: 30 dan terjemahannya:
“Innalladziina qooluu robbunallohu tsumastaqomuu tatanazzaluu ‘alaihimul-malaaikatu allaa takhoofuu wa laa tahzanuu wa absyiruu biljannatil-latii kuntum tuu’aduun.”
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Alloh’ kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka turunlah malaikat-malaikat kepada mereka dengan berkata: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepada kamu’.”
“Kamu memang tidak bisa disentuh dan dipukul,” kata saya. ”Tapi kamu bisa dibakar dengan firman-firman dan kalimat-kalimat Alloh. Kamu pikir manusia tidak bisa menghadapi kamu. Itulah senjata untuk mengalahkan kamu!”
Saya ulang-ulang bacaan ayat Kursi dan ayat 30 surat Fushilat itu. Dan saya tusuk terus bagian kosong di atas ketiak kiri-kanan isteri saya itu.
“Iya aku pulang, sayang...” katanya ada romantisnya, sebagai jebakan agar saya lengah, tapi saya sudah tahu permainannya itu, maka saya tak mempedulikannya.
“Silahkan keluar!” ujar saya penuh tekanan.
“Tapi ada satu permintaan ya...?” katanya.
“Tidak ada syarat apapun!” jawab saya tanpa kompromi.
“Kamu datang tanpa diundang, dan pergipun tak perlu permisi lagi. Silahkan keluar!” desak saya tak mengulur-ulur waktu.
Saya masih memegang kepala dan menusuk tajam ke bagian kosong ketiak kiri-kanan itu, sambil mmengkhusyukan bacaan ayat-ayat Al-Quran tersebut.
Saya mulai merasakan perlahan-lahan tak ada lagi gerakan perlawanan dari dalam tubuh isteri saya itu.

Dan akhirnya, alhamdulillah, isteri saya tersadar...
“Aduh, ayah, ada apa ini? Umi di mana? Badan kok terasa sakit dan pegal-pegal semua...” ujar isteri saya awal sadarnya.
“Sudahlah, istirahat dulu, ceritanya besok aja...” jelas saya.

Selanjutnya saya pergi ke belakang lemari plastik itu sambil membawa segelas air putih yang sudah saya bacakan ayat-ayat Alloh. Mulai dari situ, saya percikan ke seluruh kamar di rumah sebagai tindakan pengusiran.
“Keluar dari sini kamu, jin!” ujar saya diiringi suara batin yang berat.
Di sekitar lemari plastik itu saya menyampaikan beberapa keterangan penting, yang intinya ialah:
·         “Walaupun kamu (jin) tidak terlihat, tapi saya bisa merasakan keberadaan kamu, dan saya bisa melakukan tindakan balasan dengan ayat-ayat Alloh.”
·         “Kalo kamu menganggap manusia itu lemah, maka kamupun memiliki kelemahan juga; dan kalo kamu merasa lebih kuat, manusiapun punya kekuatan.”
·         “Kalo kamu berani menjelma ke alam manusia, berarti kamu sudah seperti manusia. Saya bisa menangkap, menonjok dan memukul kamu.”
·         “Manusia dan jin sama-sama diciptakan oleh Alloh yakni untuk beribadah kepada-Nya. Karena itu, tidak boleh saling mengganggu satu sama lain, sebab sudah punya alam kehidupan masing-masing.”
·         “Manusia tidak bisa melihat kamu, sedang kamu bisa melihat manusia, maka menghindarlah bila tidak ingin tertabrak, tertendang atau terpukul oleh manusia, sehingga tidak terjadi salah-paham.”

Kemudian saya sholat dua rokaat di belakang lemari plastik itu. Setelah itu, saya membaca surat Al-Hasyr, disambung dengan surat Al-Baqoroh sampai akhir.
Empat jam berlalu sudah. Hingga pagi hari saya berjaga-jaga, khawatir jin pengganggu itu datang lagi.
Alhamdulillah, sampai siang tiba tidak terjadi apa-apa lagi...

***

Nah, sekarang saya ingin menyampaikan beberapa hal penting sebagai tindakan-awal menghindari kerasukan jin yang mengganggu...

  Beberapa LARANGAN-PENTING:
·         Jangan menuruti amarah/emosi tanpa kendali.
“... Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS. Ali Imron: 134).
“Laa taghdhob. Janganlah kamu marah.” (HR. Bukhori-Muslim).
·         Jangan mengosongkan pikiran atau melamun tanpa ingat pada Alloh.
“Perumpamaan orang yang zikir pada Alloh dan orang yang tidak zikir itu, ialah laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhori).
·         Jangan mabok-mabokkan dengan minuman keras, narkoba atau yang sejenisnya, sebab semua itu adalah wilayah kerja syetan.
“(Semua itu) adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan...” (QS. Al-Maidah: 90).
·         Jangan berbuat dan makan riba.
“Orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan karena penyakit gila...” (QS. Al-Baqoroh: 275).
·         Jangan berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahrom, sebab yang “ketiganya adalah syetan”.
“Janganlah berdua-duaan di antara salah seorang kamu (laki-laki) dengan seorang perempuan, kecuali disertai mahromnya.” (HR. Bukhori - Muslim).
·         Jangan berhubungan/komunikasi dengan selain Alloh, seperti dalam hal: ibadah, berdoa, bergantung, bersandar, berharap dan yang lainnya).
“Sesuatu yang mereka sembah selain Alloh itu tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan demikian) mereka tidak lain hanyalah menyembah syetan yang durhaka.” (QS. An-Nisa: 117).

  Dan ini adalah beberapa PERINTAH-PENTING, antara lain:
·         Hindari perbuatan-perbuatan (tindakan dan ucapan) yang mengandung dosa.
“... Maka sesungguhnya syetan menyuruh perbuatan keji dan jahat...” (QS. An-Nuur: 21).
·         Tutuplah mulut saat menguap, karena itu salah satu pintu masuk syetan ke dalam diri manusia.
“Apabila salah seorang kamu menguap, maka tutuplah dengan tangannya, karena syetan akan masuk.” (HR. Muslim dan Ad-Darimy).
·         Bila bangun dari tidur (malam atau siang), masukkan/menghisap air ke dalam hidung 3 kali.
“Bila bangun dari tidurnya salah seorang kamu, maka hendaklah memasukkan/menghisap air ke dalam hidungnya 3 kali, karena sesungguhnya syetan bermalam/menginap di lobang hidungnya.” (HR. Muslim).
·         Hindari simbol-simbol syetan, seperti: barang-barang mistik atau gambar-gambar makhluk buruk lainnya.
“Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhori dan Muslim).
·         Bacalah BISMILLAH saat hendak masuk rumah dan saat makan/minum.
“Sesungguhnya syetan merebut makanan yang tidak disebut nama Alloh (saat hendak makan).” (HR. Muslim).
·         Rutinkan membaca Al-Quran (walaupun sedikit-sedikit) untuk me-ruqyah diri sendiri dan rumah tempat tinggal dari pengaruh/hawa/energi jahat syetan.
·         Baca doa atau Ayat Kursi sebelum tidur, agar terhindar dari syetan semalaman.
·         Baca doa sebelum masuk pintu WC/toilet/kamar mandi di mana berada.
·         Hindari tempat-tempat asing/angker yang tidak ada kepentingan dan manfaatnya, seperti: kuburan, pohon besar, rumah kosong dan yang lainnya.

        Ya, mudah-mudahan pengalaman nyata dalam materi ini menjadi pelajaran buat kita semua, sehingga berhati-hati dalam menghadapi “musuh yang tidak nampak” itu. Tapi biar bagaimanapun, kita sudah diberikan kekuatan oleh Alloh untuk bisa menghadapi dan mengalahkannya.

        Prinsip kita adalah: manusia dan jin sama-sama punya kekuatan dan kelemahan. Tinggal bagaimana kedekatan kita kepada Alloh. Dia-lah yang akan memberi pertolongan kepada kita.
Cukuplah Alloh bagi kita. Dia-lah sebaiak-baiknya pelindung.
Barokallohu lii wa lakum...
      
******