Saturday, December 20, 2014

KELUHAN RAKYAT SAAT HARGA BARANG NAIK




·         PEMIMPIN MELUPAKAN JANJI
·         BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) NAIK
·         RAKYAT RESAH
·         “SAKITNYA TUH DI SINI...!”
_________________________

Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu melalui proses pemikiran dan perhitungan yang masak dan logis berdasarkan pertimbangan-pertimbangan demi menutupi kepentingan-kepentingan lain yang mungkin lebih besar manfaatnya.
Tapi, kalau yang naik itu hanya harga bensin, solar, pertamax, oli dan minyak-minyak sejenis lainnya saja, tentu rakyat kebanyakan tidak akan resah, gelisah, mengeluh dan mengaduh.
Masalahnya ialah, karena BBM itu adalah inti bagi operasional-pekerjaan di semua sektor, maka ketika harga BBM naik, tentu saja biaya transportasi dan produksi serentak naik. Imbasnya ialah seluruh harga barang-barang dan jasa, tak bisa ditahan, jelas ikut naik.   
Wajarlah... kalau sebagian besar rakyat menolak kenaikan harga BBM. Sebab, naiknya harga-harga = belum tentu diiringi oleh naiknya pemasukan keuangan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan ke bawah.
Ya, akhirnya rakyat hanya bisa menerima pasrah diiringi rasa pusing di otak dan sesak nafas di dada...

Sakitanya tuh di sini, pas kena di hati...
Pusing dan sesak... melihat harga-harga naik, sementara pendapatan keuangan tak ada kenaikan...

Siapa yang salah?
Pemimpin ataukah rakyat?

Pemimpin mungkin tidak mau disalahkan. Karena dia punya hak dan kekuasaan untuk memutuskan masalah, yang bisa jadi hal itu tidak bisa dipahami oleh rakyatnya, padahal lebih besar keuntungannya buat mereka.
Nah, daripada saling salah-menyalahkan, lebih baik menjawab pertanyaan ini:
Siapa yang memilih pemimpin?
Jawabnya: rakyat!
Berarti, “krisis”-nya ada di rakyat!
Salah satu hal yang sangat penting: rakyat harus cerdas dalam memilih pemimpin!
Jadi, koreksi dulu rakyatnya... sebelum menyalahkan pemimpinnya. Atas dasar apa mereka memilih pemimpin: Apakah karena ketampanannya,keluguannya,kesederhanaannya, kekayaannya, titelnya...?
Satu hal yang harus digaris-bawahi: jangan terpesona oleh penampilan-luarnya calon pemimpin, sementara belum tahu-sejatinya isi-isi di dalam dirinya!

Dalam ajaran Islam, poin inti yang harus dimiliki seorang pemimpin ialah rasa   takut dan taat kepada Alloh!
“Tanpa rasa takut + taat pd Alloh, taklah ada pemimpin yg jujur + lurus. Omong kosong  yg ada! Jangankn rakyat, Tuhan aja diboongin !!” (Twitter: @sabda_al).

Lihat saja pada kenyataannya...!
Hampir semua pemimpin negara disumpah, yang beragama Islam disumpah dengan Kitab Suci Al-Quran:
“Demi Alloh, saya akan melaksanakan...” (dan seterusnya yang berisi “janji” dan “kesiapan menjalankan tugas dengan baik”).
Tapi dalam menjalankan tugasnya, banyak para pejabat yang menyelewengkan jabatannya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya hingga melakukan tindakan korupsi.
Bukankah itu merupakan tindakan “pembohongan”?
  • ·   Pembohonghan terhadap rakyat, yakni dengan mengingkari janji-janji yang sudah diucapkannya.
  • ·         Pembohongan terhadap Tuhan, yakni dengan mengabaikan sumpahnya di bawah Kitab Suci.

“Dan demikianlah Kami jadikan pada setiap negeri ialah penjahat-penjahat kakap untuk melakukan tipu-daya di dalam negeri itu. Dan mereka tidak melakukan tipu-daya melainkan terhadap diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-An’am: 123).

Dalam perjalanan sejarah Islam, para pemimpin yang takut dan taat pada Alloh telah dicontohkan oleh pribadi Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khaththob, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib, sebagai generasi teladan-awal setelah Rosululloh. Diteruskan kemudian oleh para pemimpin yang takut dan taat pada Alloh lainnya, hingga hari ini.
Itulah figur-figur pemimpin yang takut dan taat pada Alloh. Mereka tidak ambisi terhadap jabatan. Tapi dalam menjalankan kepemimpinannya, mereka sangat hati-hati: lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada dirinya sendiri. Karena mereka sangat menyadari sabda Rosululloh ini:
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanyakan tentang kepemimpinannya itu (di akhirat).”

Ya!
Hanya orang-orang yang takut dan taat pada Alloh sajalah yang menjadikan jabatan sebagai ladang untuk beramal-sholih dalam rangka menyiapkan bekal menuju akhirat.
Dan hanya para pemimpin seperti mereka sajalah yang mengajak rakyatnya menuju jalan keselamatan dunia dan akhirat...

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridho terhadap mereka dan merekapun ridho kepada-Nya. Demikian itulah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah: 8).

Barokallohu lii wa lakum...



****************************05122014, NA

No comments:

Post a Comment