PUASA 6 HARI BULAN SYAWAL:
“THE FINISHING OF A BODY CLEARING”
Dalam praktek ibadah wajib (fardhu) dalam ajaran Islam itu ada ibadah pengiring-nya atau disebut ratib (jamaknya: rawatib).
Ibadah pengiring (ratib / rawatib) itu berfungsi sebagai pelengkap atau penyempurna bagi ibadah wajib (fardhu) itu. Dan itu dikerjakan berdasarkan contoh yang dilaksanakan oleh Rosululloh.
· Syahadat: asyhadu an-laa ilaaha illalloh, diiringi oleh: asyhadu anna muhammadar-rosululloh.
· Sholat wajib (fardhu) diiringi oleh sholat-sholat sunnah, seperti: 2 rokaat sebelum dan sesudah sholat zhuhur, 2 rokaat sebelum dan sesudah sholat maghrib, 2 rokaat sesudah sholat isya, 2 rokaat sebelum shubuh; dan sebagai tambahan (nafilah) ialah 11 rokaat sholat lail / tahajjud di sebagian malam.
· Zakat wajib sebagai pengiringnya ialah sedekah jariyah dan infaq lainnya.
· Ibadah hajji sebagai pengiringnya sebelum sempat / mampu mengerjakannya ialah ‘umroh.
· Puasa wajib Romadhon sebagai pengiringnya ialah 6 hari puasa Syawal.
Berdasarkan judul di atas, maka yang akan saya (penulis) bahas di sini ialah tentang “6 hari puasa Syawal”.
Puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal itu ialah mengacu dari sebuah hadits: Dari Abu Ayyub Al-Anshory rodhiyallohu anhu bahwa sesungguhnya Rosululloh shollallhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa puasa Romadhon kemudian diiringi dengan (puasa) 6 hari dari bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang waktu.” (HR. Muslim).
Sekilas mungkin puasa 6 hari di bulan Syawal itu nampak sebagai sebuah pembebanan bagi orang-orang mukmin. Sebab, setelah lelah mengerjakan puasa Romadhon satu bulan penuh, lalu diminta pula untuk mengerjakan puasa 6 hari di bulan Syawal itu.
Tapi, sudah pasti, di balik puasa 6 hari di bulan Syawal itu memiliki nilai yang sangat luar biasa. Di antaranya ialah:
· Sebagai penyempurna pembersihan-diri secara total, rohani dan jasmani.
· Memperkuat rohani agar lebih penyabar, peduli dan pengasih.
· Memperbaiki jasmani agar lebih sehat, kuat dan tangguh.
· Untuk membedakan dengan puasa orang-orang non-muslim dan orang-orang pemilik ilmu kadigjayaan lainnya yang mengatakan bahwa mereka pun mampu melaksanakan puasa satu bulan bahkan lebih dari itu.
Nah, semoga artikel singkat ini mampu menambah semangat bagi orang-orang yang sudah rutin mengerjakan puasa sunnah Syawal 6 hari itu. Dan mampu membuat mereka yang masih ogah-ogahan mengerjakannya untuk lebih serius lagi. Juga mampu menggerakkan kemauan mereka yang selama ini meninggalkan puasa 6 hari Syawal itu untuk mengerjakannya.
Ingatlah selalu, bahwa nilai (pahala) puasa 6 hari Syawal itu...
“Seperti puasa sepanjang waktu”!
Barokallohu lii wa lakum...
*****