KONFRONTASI
DENGAN JIN PENGGANGGU
(Berbagi
Pengalaman Nyata)
Problematika hidup kadang membuat manusia lepas
dari kendali otak yang wajar dan hati yang tenang. Jadilah pikiran kosong dan
jiwa lengah. Saat itulah jin memiliki kesempatan untuk merasuk ke dalam raga
orang seperti itu.
Inilah sebuah kisah nyata sebagai salah satu
contohnya yang patut direnungi...
Sore itu isteri saya mengeluh badannya terasa
lemas dan pegal-pegal. Lalu dia minum obat, dan sebentar kemudian dia tertidur.
Malam harinya dia terbangun sekitar pukul 23.00,
dan mendekati saya yang masih melek menonton tivi. Dia tiduran di belakang
saya, dan mengeluh “kepala terasa puyeng dan badan terasa berat”. Saya lalu
meraba dahinya.
Tiba-tiba dia tertawa...
Saya merasa aneh...
Dia menepiskan tangan saya dari kepalanya dengan
kasar. Lantas dia duduk, suaranya menggeram, matanya merah melotot, dan
berteriak...
“Gue benci sama lu...!” katanya geram.
Sepuluh jari-jari tangannya menyerang wajah saya,
laksana harimau hendak menerkam mangsanya. Beberapa menit terjadi adu-tangan.
Tidak berapa lama saya berhasil meredam gerakan tangannya. Tangan kanan saya
memegang ubun-ubun kepalanya. Saya tekan sambil mengalirkan energi dari dada ke
ke telapak tangan, diiringi dengan bacaan ayat Kursi, surat An-Naas dan
kalimat-kalimat zikir lainnya. Semakin dia berontak, semakin saya tekan
ubun-ubunnya.
“Siapa kamu?!” tanya saya sedikit membentak,
arahnya ialah kepada jin yang merasuki tubuh isteri saya itu.
Dia menggelengkan kepala. “Gue benci sama lu...!”
teriaknya lagi.
“Siapa kamu? Muslim apa non-muslim kamu?” tanya
saya lagi sambil terus membaca ayat Kursi dan bacaan lainnya.
Dia menggeleng sambil berontak-berontak. Saya tak
melepaskan tekanan di ubun-ubun kepalanya itu. Karena di situlah konsentrasi
penguasaan jin terhadap orang yang dirasukinya. Sehingga pikiran dan hati orang
itu tidak berfungsi normal lagi.
“Mau apa kamu?” saya kejar terus dengan
pertanyaan.
“Ikut, ikut di sini...” katanya sambil mengorok
suaranya.
“Ikut sama siapa dan mau kemana?” tanya saya.
Dia menggeleng.
Rasanya saya tak perlu lagi basa-basi. Entah
karena bandel atau bodoh, dia tidak mau menjawab beberapa pertanyaan saya itu.
Saatnya untuk melakukan intimidasi.
“Pokoknya, dengan nama Alloh, saya minta kamu
keluar dari sini!” kata saya tegas.
“Kasihan...” katanya sambil menggeram.
“Kasihan sama siapa?” tanya saya.
Dia menggeleng.
“Kamu pikir, dengan cara seperti ini kamu sudah
kasihan dengan orang yang kamu rasuki ini?” tanya saya. “Justeru kamu sudah
menyiksanya!”
Dia berontak dan menggeram. Saya berusaha
mengkhusyukan bacaan ayat Kursi dan yang lainnya berselingan.
“Dengan nama Alloh, saya minta segera keluar!”
kata saya.
“Nggak mau...” sambil menggeleng.
Saya perkeras bacaan ayat Kursi. Saya kunci
gerakan-gerakan tangannya. Dia merasa terdesak.
“Gue pulang, gue pulang. Tapi lewat mana...?”
katanya.
“Lewat tempat dari mana tadi kamu masuk!” jelas
saya.
“Nggak mau...” dia menggeleng lagi.
Dia sepertinya mempermainkan saya. Saya tingkatkan
bacaan ayat Kursi berulang-ulang.
“Kalo itu, gue juga bisa,” katanya.
Itu adalah tipuan jin, agar kita menghentikan bacaan-bacaan
ayat-ayat Al-Quran dan timbul rasa tidak percaya diri dalam menghadapinya.
“Kalo memang bisa, coba baca! Ayo baca!” bentak
saya.
Dia menggeleng.
Kemudian saya bacakan ayat Kursi, surat An-Naas
dan kalimat-kalimat zikir lainnya ke dalam segelas air. Lalu saya tuangkan
sebagiannya ke dalam mulut isteri saya itu, sebagiannya lagi saya usapkan ke
wajahnya. Jin pengganggu itu berontak sekeras-kerasnya. Terjadi lagi adu-tangan
yang seru.
Kembali telapak tangan kanan saya menempel di
ubun-ubun kepalanya.
“Siapa kamu? Dari mana kamu? Dan mau apa kamu?”
tanya saya dengan tekanan batin yang keras.
“Tuh... Gue di situ, di belakang lemari...”
tunjuknya ke arah lemari plastik di mana tadi isteri saya tidur di sampingnya.
Saya merasakan kebandelan jin ini. Saya persempit
gerakan-gerakannya. Saya usap lagi wajah isteri saya itu dengan air berisi
bacaan-bacaan itu. Saya cari titik-titik sensitif yang paling terasa sakit di
bagian tubuh isteri saya itu, mulai dari sekitar mata kaki, bagian bawah lutut,
punggung dan bagian kosong di atas ketiak kiri-kanan. Jin itu merasakan
sakitnya.
Setelah membaca ayat Kursi, saya sambung dengan
surat Fushilat: 30 dan terjemahannya:
“Innalladziina
qooluu robbunallohu tsumastaqomuu tatanazzaluu ‘alaihimul-malaaikatu allaa
takhoofuu wa laa tahzanuu wa absyiruu biljannatil-latii kuntum tuu’aduun.”
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan
kami adalah Alloh’ kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka turunlah
malaikat-malaikat kepada mereka dengan berkata: ‘Janganlah kamu takut dan
janganlah kamu bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan
kepada kamu’.”
“Kamu memang tidak bisa disentuh dan dipukul,”
kata saya. ”Tapi kamu bisa dibakar dengan firman-firman dan kalimat-kalimat
Alloh. Kamu pikir manusia tidak bisa menghadapi kamu. Itulah senjata untuk
mengalahkan kamu!”
Saya ulang-ulang bacaan ayat Kursi dan ayat 30
surat Fushilat itu. Dan saya tusuk terus bagian kosong di atas ketiak
kiri-kanan isteri saya itu.
“Iya aku pulang, sayang...” katanya ada
romantisnya, sebagai jebakan agar saya lengah, tapi saya sudah tahu
permainannya itu, maka saya tak mempedulikannya.
“Silahkan keluar!” ujar saya penuh tekanan.
“Tapi ada satu permintaan ya...?” katanya.
“Tidak ada syarat apapun!” jawab saya tanpa
kompromi.
“Kamu datang tanpa diundang, dan pergipun tak
perlu permisi lagi. Silahkan keluar!” desak saya tak mengulur-ulur waktu.
Saya masih memegang kepala dan menusuk tajam ke
bagian kosong ketiak kiri-kanan itu, sambil mmengkhusyukan bacaan ayat-ayat
Al-Quran tersebut.
Saya mulai merasakan perlahan-lahan tak ada lagi
gerakan perlawanan dari dalam tubuh isteri saya itu.
Dan akhirnya, alhamdulillah, isteri saya
tersadar...
“Aduh, ayah, ada apa ini? Umi di mana? Badan kok
terasa sakit dan pegal-pegal semua...” ujar isteri saya awal sadarnya.
“Sudahlah, istirahat dulu, ceritanya besok aja...”
jelas saya.
Selanjutnya saya pergi ke belakang lemari plastik
itu sambil membawa segelas air putih yang sudah saya bacakan ayat-ayat Alloh.
Mulai dari situ, saya percikan ke seluruh kamar di rumah sebagai tindakan
pengusiran.
“Keluar dari sini kamu, jin!” ujar saya diiringi
suara batin yang berat.
Di sekitar lemari plastik itu saya menyampaikan
beberapa keterangan penting, yang intinya ialah:
·
“Walaupun
kamu (jin) tidak terlihat, tapi saya bisa merasakan keberadaan kamu, dan saya
bisa melakukan tindakan balasan dengan ayat-ayat Alloh.”
·
“Kalo kamu
menganggap manusia itu lemah, maka kamupun memiliki kelemahan juga; dan kalo
kamu merasa lebih kuat, manusiapun punya kekuatan.”
·
“Kalo kamu
berani menjelma ke alam manusia, berarti kamu sudah seperti manusia. Saya bisa
menangkap, menonjok dan memukul kamu.”
·
“Manusia dan
jin sama-sama diciptakan oleh Alloh yakni untuk beribadah kepada-Nya. Karena
itu, tidak boleh saling mengganggu satu sama lain, sebab sudah punya alam
kehidupan masing-masing.”
·
“Manusia
tidak bisa melihat kamu, sedang kamu bisa melihat manusia, maka menghindarlah
bila tidak ingin tertabrak, tertendang atau terpukul oleh manusia, sehingga
tidak terjadi salah-paham.”
Kemudian saya sholat dua rokaat di belakang lemari
plastik itu. Setelah itu, saya membaca surat Al-Hasyr, disambung dengan surat
Al-Baqoroh sampai akhir.
Empat jam berlalu sudah. Hingga pagi hari saya
berjaga-jaga, khawatir jin pengganggu itu datang lagi.
Alhamdulillah, sampai siang tiba tidak terjadi
apa-apa lagi...
***
Nah, sekarang saya ingin menyampaikan beberapa hal
penting sebagai tindakan-awal menghindari kerasukan jin yang mengganggu...
Beberapa LARANGAN-PENTING:
·
Jangan
menuruti amarah/emosi tanpa kendali.
“... Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS.
Ali Imron: 134).
“Laa taghdhob. Janganlah kamu marah.” (HR.
Bukhori-Muslim).
·
Jangan
mengosongkan pikiran atau melamun tanpa ingat pada Alloh.
“Perumpamaan orang yang zikir pada Alloh dan orang
yang tidak zikir itu, ialah laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.”
(HR. Bukhori).
·
Jangan
mabok-mabokkan dengan minuman keras, narkoba atau yang sejenisnya, sebab semua
itu adalah wilayah kerja syetan.
“(Semua itu) adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syetan...” (QS. Al-Maidah: 90).
·
Jangan berbuat
dan makan riba.
“Orang yang makan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan karena penyakit
gila...” (QS. Al-Baqoroh: 275).
·
Jangan
berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahrom, sebab yang “ketiganya adalah
syetan”.
“Janganlah berdua-duaan di antara salah seorang
kamu (laki-laki) dengan seorang perempuan, kecuali disertai mahromnya.” (HR.
Bukhori - Muslim).
·
Jangan
berhubungan/komunikasi dengan selain Alloh, seperti dalam hal: ibadah, berdoa,
bergantung, bersandar, berharap dan yang lainnya).
“Sesuatu yang mereka sembah selain Alloh itu tidak
lain hanyalah berhala, dan (dengan demikian) mereka tidak lain hanyalah
menyembah syetan yang durhaka.” (QS. An-Nisa: 117).
Dan ini adalah beberapa PERINTAH-PENTING, antara
lain:
·
Hindari
perbuatan-perbuatan (tindakan dan ucapan) yang mengandung dosa.
“... Maka sesungguhnya syetan menyuruh perbuatan
keji dan jahat...” (QS. An-Nuur: 21).
·
Tutuplah
mulut saat menguap, karena itu salah satu pintu masuk syetan ke dalam diri
manusia.
“Apabila salah seorang kamu menguap, maka tutuplah
dengan tangannya, karena syetan akan masuk.” (HR. Muslim dan Ad-Darimy).
·
Bila bangun
dari tidur (malam atau siang), masukkan/menghisap air ke dalam hidung 3 kali.
“Bila bangun dari tidurnya salah seorang kamu,
maka hendaklah memasukkan/menghisap air ke dalam hidungnya 3 kali, karena
sesungguhnya syetan bermalam/menginap di lobang hidungnya.” (HR. Muslim).
·
Hindari
simbol-simbol syetan, seperti: barang-barang mistik atau gambar-gambar makhluk
buruk lainnya.
“Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di
dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhori dan Muslim).
·
Bacalah
BISMILLAH saat hendak masuk rumah dan saat makan/minum.
“Sesungguhnya syetan merebut makanan yang tidak
disebut nama Alloh (saat hendak makan).” (HR. Muslim).
·
Rutinkan
membaca Al-Quran (walaupun sedikit-sedikit) untuk me-ruqyah diri sendiri dan
rumah tempat tinggal dari pengaruh/hawa/energi jahat syetan.
·
Baca doa atau
Ayat Kursi sebelum tidur, agar terhindar dari syetan semalaman.
·
Baca doa
sebelum masuk pintu WC/toilet/kamar mandi di mana berada.
·
Hindari
tempat-tempat asing/angker yang tidak ada kepentingan dan manfaatnya, seperti:
kuburan, pohon besar, rumah kosong dan yang lainnya.
Ya,
mudah-mudahan pengalaman nyata dalam materi ini menjadi pelajaran buat kita
semua, sehingga berhati-hati dalam menghadapi “musuh yang tidak nampak” itu.
Tapi biar bagaimanapun, kita sudah diberikan kekuatan oleh Alloh untuk bisa
menghadapi dan mengalahkannya.
Prinsip
kita adalah: manusia dan jin sama-sama punya kekuatan dan kelemahan. Tinggal
bagaimana kedekatan kita kepada Alloh. Dia-lah yang akan memberi pertolongan
kepada kita.
Cukuplah
Alloh bagi kita. Dia-lah sebaiak-baiknya pelindung.
Barokallohu
lii wa lakum...
******